Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ dan melayani publik di Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kebijakan dan Peluang Investasi EBT di Kota-Kota Besar di Indonesia

8 Oktober 2023   21:47 Diperbarui: 10 Oktober 2023   13:01 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi EBT (Thinkstock)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan preferensi penduduk untuk tinggal di kota-kota besar menyebabkan kebutuhan energi listrik di kota juga semakin besar. Pada tahun 2030, diperkirakan sebanyak 63,4 persen penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan (Rizaty, 2021).

Sekarang ini ada 20 kota di Indonesia yang berpenduduk di atas 1 juta orang dan 5 di antaranya berpenduduk diatas 2 juta orang (“Daftar,” 2022). Kondisi kependudukan ini meningkatkan kebutuhan akan properti, transportasi, dan Internet of Things (IoT).

Green building

Kebutuhan tempat tinggal yang semakin tinggi akan dipenuhi oleh hunian vertikal. Perkantoran sendiri telah lama menggunakan konsep vertikal. Kebutuhan properti ini rentan terhadap gangguan lingkungan dan pemborosan energi.

Oleh karena itu, green building menjadi pilihan yang terbaik di masa depan. Green building adalah bangunan yang ramah lingkungan, termasuk mengutamakan penggunaan energi terbarukan di dalamnya. Konsep green building ini harus didorong penerapannya di kota-kota besar.

Energi listrik

Internet of Things (IoT) adalah istilah untuk segala peralatan yang menggunakan internet dalam menopang kehidupan sehari-hari. Kehidupan warga di kota-kota besar semakin banyak ditopang oleh IoT (smart city), sementara pijakan dasar bagi segala perangkat elektronik, termasuk koneksi internet, tentunya adalah energi listrik.

Di sektor transportasi, bahan bakar konvensional yang berasal dari minyak dan gas bumi sedang dikurangkan secara berangsur-angsur. Listrik menjadi sumber energi baru untuk kendaraan. 

Penggunaan kendaraan listrik penting untuk mewujudkan bumi bersih dari emisi karbon (net-zero carbon) namun penyediaan energi listriknya juga perlu diperoleh dari sumber terbarukan.

Peluang investasi

Menumbuhkan produksi dan penggunaan EBT membutuhkan biaya. Di sinilah investasi diperlukan. Pada konteks kota-kota besar di Indonesia, kebutuhan investasi terkait EBT ada pada pembangkit listrik, produksi dan distribusi kendaraan listrik, bisnis-bisnis yang menyertainya, dan varian EBT lainnya.

Pembangkit listrik

Pembangkit tenaga listrik yang bisa dikembangkan, tentunya sesuai dengan kondisi kota besar, seperti tenaga matahari, air, dan bioenergi. Penggunaannya juga bisa dimulai dari skala kebutuhan gedung, industri, atau perumahan secara parsial sebelum pemerintah mampu menyediakan secara keseluruhan.

Kendaraan listrik dan bisnis pendukung

Selain produksi dan distribusi, industri kendaraan listrik membuka banyak bisnis lain yang menyertai seperti perakitan, stasiun pengisian baterai, suku cadang, pemeliharaan, dan baterai daur ulang. 

Pasar untuk sel-sel baterai kendaraan listrik diperkirakan akan tumbuh lebih dari 20 persen per tahun hingga 2030, yang mencapai setidaknya $ 360 miliar secara global. Ini semua menjadi peluang bisnis yang besar di masa depan.

Varian EBT lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun