Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ dan melayani publik di Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ten Hag, Lagi-Lagi Bukan Sosok yang Pas?

1 Oktober 2023   03:23 Diperbarui: 4 Oktober 2023   04:38 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antony sesungguhnya tak lebih baik dari Greenwood, Sancho, atau Garnacho. Di musim keduanya, Ten Hag malah memilih Andre Onana, mantan anak asuhnya di Ajax, yang juga tak lebih baik dari de Gea.

Ten Hag banyak melepas pemain-pemain muda, alih-alih mengembangkannya. Tercatat ada Chong, Garner, Zidane, Laird, Williams, dan Savage, putra mantan pemain akademi United, Robbie Savage. 

Belakangan Ten Hag melepas Elanga, Mengi, dan Henderson, kiper yang sempat mengancam posisi de Gea di masa Solskjaer.

Ia terus memasang Antony, Rashford, Bruno, Casemiro, dan Eriksen meski kontribusinya tidak selalu efektif. Antony dan Rashford terkesan monoton, kurang kreatif, dan relatif kurang kerjasama. Sementara Bruno, Casemiro, dan Eriksen kurang unggul pada sisi fisik dan bergaya main tak jauh beda, stylish.

Sulit mengubah permainan

Dari segi taktik, Erik Ten Hag, cenderung sulit mengubah permainan. Strategi dan pergantian pemain jarang membalikkan keadaan. Jika tertinggal, sulit mengharapkan United bisa bangkit dan mengejar. Pun jika unggul, belum pernah berlanjut dengan pesta gol.

Di catatan saya, Ten Hag juga terlihat kurang mampu memaksimalkan pemain yang dianggap medioker. Manajer yang hebat umumnya bisa memanfaatkan pemain yang dianggap biasa untuk kepentingan tim. 

Konflik dengan pemain

Datang dengan gaya keras dan disiplin, Erik Ten Hag awalnya menebar harapan perbaikan United. Namun konflik dengan Ronaldo sedikit banyak membuka kondisi di belakang layar. 

Ten Hag dituduh tidak respek pada pemain. Tuduhan ini belakangan terlihat masuk akal melihat dilepasnya David de Gea, pemain legenda yang baru saja meraih Golden Gloves.

Ten Hag tidak bermaksud membina kembali Mason Greenwood, pemain muda berpotensi yang masalah hukumnya justru telah dicabut. 

Terakhir, Ten Hag terlibat konflik dengan Jadon Sancho. Para fans pasti punya opini beragam tetapi saya melihatnya secara filosofis dan komprehensif.

Jejak digital bisa membuktikan bahwa tak jarang Ten Hag menyalahkan pemainnya di depan media atas kekalahan yang dialami. Hal senada juga menjadi awal pergesekannya dengan Sancho. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun