Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ dan melayani publik di Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Peluang Investasi Smart City di Indonesia

10 Agustus 2022   09:14 Diperbarui: 15 Agustus 2022   09:21 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Smart City (Pixabay)

Smart city adalah istilah untuk kota modern yang kehidupan sehari-harinya banyak didukung oleh perangkat elektronik canggih yang terkoneksi dengan internet (Internet of Things).

Perangkat yang dimaksud adalah perangkat keras dan lunak, sementara canggih maksudnya teknologi pintar seperti kamera, sensor, dan artificial intelligent yang mengumpulkan data dan melakukan tindakan.

Bagi warga dan pengunjung sebuah kota, karakteristik smart city tersebut meningkatkan kenyamanan hidup karena hidup menjadi lebih mudah dan terlayani dengan lebih baik. 

Misalnya transportasi massal yang menggunakan sistem pembayaran elektronik yang terintegrasi, sistem lampu lalu lintas yang mendeteksi kepadatan kendaraan, kamera pengawas, hingga aplikasi pelaporan kepada pemerintah atau pihak keamanan.

Bagi pemerintah, karakteristik smart city mempermudah pelaksanaan tugas-tugas, pada saat yang sama meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Contohnya, KTP elektronik terintegrasi dengan berbagai akun penting, kamera dan kontrol jarak jauh lalu lintas, sensor kualitas udara, energi listrik terbarukan, dan pengolahan limbah, juga aplikasi interaktif atau saluran media sosial. Aplikasi interaktif dan saluran media sosial dapat mengidentifikasi banyak hal dari kehidupan warga kota, sebaliknya menjadi sarana penyampaian informasi dari pemerintah ke masyarakat.

Secara umum, kriteria smart city dilihat dari enam indikator yakni pemerintah, ekonomi, lingkungan, kualitas hidup, masyarakat, dan mobilitas ("Smart," n.d.). Sementara menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, indikator-indikator smart city melingkupi perencanaan pembangunan, ruang terbuka hijau, transportasi, pengelolaan sampah, pengelolaan air, bangunan, dan energi ("Perkembangan," 2021).

Smart city di Indonesia

Pemerintah telah mencanangkan 100 kota pintar atau smart city pada tahun 2045. Program ini dikenal dengan Gerakan Menuju 100 Smart City. Saat ini sudah banyak kota di Indonesia yang tergolong smart city ditilik dari penerapan sistem lalu lintas, aplikasi pelayanan administrasi, dan transportasi massal yang elektronik dan online.

Area Traffic Control System (ATCS) atau sistem pengendali lalu lintas berbasis teknologi informasi sudah digunakan di banyak kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Malang, Batam, Pontianak, Balikpapan, Manado, dan lainnya.

Pembayaran parkir elektronik sudah diterapkan di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Denpasar, dan Makassar. Jaringan bus yang menggunakan sistem pembayaran elektronik dan aplikasi manajemen rute dan operasional sudah tersedia di beberapa kota besar. Demikian juga aplikasi pengaduan masyarakat dan pelayanan perizinan secara elektronik dan online.

Ada lagi beberapa teknologi khusus yang dibangun pemerintah kota seperti Smart Card di Makassar untuk sistem pemerintahan dan pembayaran dan Smart Grid di Yogyakarta untuk mengatur penggunaan pembangkit listrik.

Perkembangan smart city sangat dipengaruhi oleh koneksi internet. Saat ini, teknologi jaringan internet 5G sudah mencakup banyak kota di Indonesia. Teknologi 5G kemudian membuka peluang pengembangan inovasi Internet of Things (IoT) di masa depan.

Keberadaan jaringan internet 5G juga membuka peluang investasi yang besar. Menteri Komunikasi dan Informasi RI memperkirakan potensi bisnis yang mengikuti teknologi 5G pada tahun 2035 ada di kisaran Rp 591-179 triliun (Haryanto, 2021).

Peluang investasi

Investasi di smart city tak terlepas dari fenomena urbanisasi. Kota-kota menjadi pemukiman terbesar. Pada tahun 2050 diperkirakan 68-70 persen penduduk bumi tinggal di perkotaan ("Smart," 2019; "Cities," 2022).

Dengan proyeksi 9,8 juta penduduk di tahun 2050, maka penduduk yang tinggal di perkotaan berkisar 6,7 miliar orang. Saat ini di Indonesia, 50-70 persen dari jumlah penduduk tinggal di perkotaan ("Smart," 2019). Pada tahun 2045, persentase penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan diperkriakan naik ke angka 82,37 persen (Triwijanarko, 2019).

Jumlah penduduk kota yang besar dan padat ini melahirkan beragam permasalahan, terutama di sektor energi dan lingkungan. Penduduk kota disinyalir mengonsumsi 75 persen energi dan menghasilkan 80 persen CO2 secara global (Devitte, 2022).

Permasalahan lain yang umum terjadi di perkotaan adalah kesehatan, perumahan, mobilitas, kriminalitas, dan manajemen kependudukan. Dalam upaya pemecahan masalah-masalah tersebut, maka dibutuhkan lebih banyak investasi.

Benang merahnya tentu IoT. Kota-kota membutuhkan inovasi dengan pemanfaatan teknologi internet untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Sektor digital tentu menjadi bisnis inti karena implementasinya bisa menyentuh berbagai sektor lain.

Energi bauran terbarukan (EBT) telah menjadi peluang investasi besar di berbagai kota, termasuk di Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia telah mulai meningkatkan penggunaan angin, air, surya, dan sampah untuk dikonversi menjadi energi listrik.

Perkembangan eksplorasi EBT di Indonesia diperkirakan meningkat setelah dikeluarkannya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2021 tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RPUTL) PLN 2021-2030.

Kedua aturan ini diperkirakan meningkatkan pertumbuhan EBT Indonesia sebanyak 23 persen di tahun 2025 (Cindy dan Fitriyanti, 2021). Poin kuncinya adalah keleluasaan untuk menjual 100 persen produksi listrik yang dihasilkan tenaga surya atap ke PLN dan target 51 persen EBT nasional pada tahun 2030.

Pembangkit EBT dibutuhkan untuk menyukseskan program pemerintah hingga tahun 2030 mendatang. Peluang investasi EBT menjadi lebih menarik karena telah dimungkinkan kepemilikan swasta atas pembangkit listrik EBT mencapai 64 persen di tahun 2030 (Artanti, 2022).

Peluang investasi yang juga diperkirakan besar di kota-kota smart city Indonesia adalah transportasi massal seperti Light Rail Transit dan Rapid Bus Transit. Sedikitnya ada enam kota yang telah merencanakan pembangunan transportasi massal berbasis rel saat ini yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Makassar (Anwar, 2020).

Pengadaan dan operasional bus listrik di kota-kota di Indonesia juga menjadi peluang investasi yang menarik. Selain merespon isu lingkungan, transformasi angkutan ke bus bertenaga listrik merupakan tuntutan mobilitas masyarakat kota ditengah-tengah kepadatan yang meningkat cepat.

Peningkatan EBT, secara berantai, akan mendorong pengembangan teknologi di sektor lain seperti transportasi massal, koneksi internet, sistem lalu lintas, penerangan ruang publik, pelestarian lingkungan, penurunan polusi, dan lain sebagainya karena terkait dengan penggunaan energi listrik.

Hal-hal tersebut menjadi peluang investasi yang besar di kota-kota smart di Indonesia, di samping peluang investasi di sektor digital itu sendiri.

Referensi:

7 kota di Indonesia yang mengadopsi program smart city. (2020, December 25). Evotekno. 

8 kota di Indonesia yang sudah menerapkan smart city. (2021, June 28). Big Box Blog.

Anwar, M. C. (2020, September 20). Ini proyek LRT-kereta cepat hingga 2024, kota kamu bukan? CNBC Indonesia. 

Artanti, A. A. (2022, Februari 23). Pemerintah buka peluang besar swasta berinvestasi di pembangkit EBT. Medcom. 

Cindy, M. A., & Fitriyanti, V. (2021, October 15). A turning point for renewable energy in Indonesia? The Diplomat. 

Cities of the future. (2022, August 8). National Geographic UK. 

Devitte, J. (2022, Agustus 9). Smart cities as an investment opportunity. Startup City. 

Haryanto, A. T. (2021, November 23). Ini daftar kota yang punya 5G di Indonesia. Detik. 

Perkembangan smart city di Indonesia. (2021, October 13), PIKKC. 

Smart city: investing in our urban futre. (2019, September 7). John Hancock. 

Smart city indices. (n.d.). Futuredistributed. 

Triwijanarko, R. (2019, January 22). Jumlah penduduk perkotaan tumbuh, pemerintah siapkan kota ramah lingkungan. Marketeers. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun