Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kebun Binatang Medan: Akhirnya Raffi Datang...

7 Juni 2022   11:37 Diperbarui: 9 Juni 2022   06:00 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raffi Ahmad saat meninjau Kebun Binatan Medan (Foto: Prokopim Medan)

Setelah sekian lama disebut-sebut sebagai peluang investasi, Kebun Binatang Medan akhirnya kedatangan investor. Dia adalah Raffi Ahmad, artis sekaligus pebisnis terkenal di tanah ait. Raffi menyatakan minatnya untuk mengembangkan Kebun Binatang Medan menjadi tempat hiburan keluarga kebanggaan Kota Medan.

Rencana kerjasama dengan Pemerintah Kota Medan itu ditunjukkan ke publik pada hari Selasa, 17 Mei 2022 lalu. Raffi bersama sepupunya, Alshad meninjau lokasi kebun binatang yang disambut langsung oleh Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution.

Raffi Ahmad memang belakangan merambah bisnis di sektor pariwisata. Ia membuka Mari Beach Club di Bali dan Merawa Beach Club di Padang. Di Jakarta, ia membuka Hotel Monopoli dan Rans Carnaval City Zoo.

Kebun binatang yang juga dikenal dengan Medan Zoo sendiri telah lama dipublikasi Pemerintah Kota Medan sebagai peluang investasi. Badan Penanaman Modal (sekarang bernama Dinas Penanaman Modal dan PTSP) mulai mempromosikannya sejak sekitar tahun 2013. Kajian pun dilakukan pada tahun 2014 untuk memperkuat data dan dasar publikasi peluang investasi pengembangan kebun binatang milik Pemkot Medan tersebut.

Potensi wisata buatan

Besarnya jumlah penduduk Medan dan daerah sekitar yang haus hiburan keluarga menjadi dasar pemikiran utama. Terbukti, daerah-daerah di sekitar Medan lantas menangkap peluang tersebut dengan membuka tempat-tempat rekreasi keluarga yang memang menarik banyak pengunjung.

Di Pematangsiantar, ada Kebun Binatang Siantar. Di Serdang Bedagai, ada Pantai Cermin Theme Park. Di Karo ada Mikie Holiday Funland. Di Deli Serdang ada Hairos Water Park kemudian disusul Central Park Zoo. Tempat-tempat rekreasi itu ramai didatangi pengunjung meski relatif jauh dari Kota Medan. Penjelasannya tentu hukum demand and supply dalam ilmu ekonomi. Ada permintaan, ada penawaran.

Pasar itu memang sudah ada di wilayah Medan dan sekitarnya. Medan sendiri dihuni oleh sekitar 2,7 juta orang. Total penduduk Provinsi Sumatera Utara ada sebanyak 14 juta. Belum menghitung potensi pasar di daerah tetangga seperti Aceh, Riau, bahkan Singapura dan Penang.

Kondisi lahan Medan Zoo menjadi faktor pendorong selanjutnya. Ruang terbuka hijau seluas 30 hektar milik Pemerintah Kota Medan itu rimbun ditumbuhi pepohonan. Jarak yang tidak jauh dari pusat kota dan dilengkapi akses jalan ringroad dan tol, harusnya telah menjadikan kebun binatang tersebut sebagai objek wisata favorit bagi warga Medan dan pendatang.

Kenyataannya Medan Zoo relatif sepi pengunjung. Kewalahan pengelola menyejahterakan satwa-satwanya sudah sering menjadi berita. Gaji karyawan sendiri sempat dipotong lima puluh persen akibat kurangnya pendapatan yang diperparah oleh pandemi.

Investasi Kebun Binatang Medan dipromosikan dalam sebuah ekshibisi di Bali Tahun 2015/dokpri
Investasi Kebun Binatang Medan dipromosikan dalam sebuah ekshibisi di Bali Tahun 2015/dokpri

Di berbagai tempat di dunia, konsep bisnis wisata kebun binatang yang modern banyak dipadukan dengan hiburan buatan (man-made tourism). Kebun binatang tidak hanya melakukan "show tunggal" tetapi bersama-sama dengan wahana-wahana permainan dan museum yang menjadi one-stop service hiburan keluarga.

Konsep wisata semacam ini terbukti berkembang. Contoh yang dekat adalah Jatim Park di Batu, Jawa Timur. Taman rekreasi ini bahkan berkembang menjadi tiga kawasan: Jatim Park 1, Jatim Park 2, dan Jatim Park 3. Saking luas dan banyaknya wahana, Anda harus tinggal 2-3 hari untuk bisa menikmati semua yang ditawarkan.

Ujung-ujungnya kita akan bicara tentang multiplier effect. Hotel, rumah, makan, pengrajin souvenir, hingga petani apel dan stroberi mendapat keuntungan dari keberadaan Jatim Park yang menarik banyak pengunjung.

Varian man-made tourism lain yang juga menarik untuk diperhatikan adalah Trans Studio. Sekitar Tahun 2014, Trans Studio baru dibuka di Bandung dan Makassar. BPM Kota Medan lantas mengundang perwakilan pengelola Trans Studio dalam salah satu gelaran Coffee Morning.

Pertanyaan utama yang dikontarkan saat itu adalah, mengapa mereka tidak membuka Trans Studio di Medan? Pertanyaan ini pun dijawab secara klise, bahwa peluang itu terbuka dan mereka akan menganalisisnya. Faktanya, jaringan Trans Studio kemudian dibuka di Cibubur dan Bali, ditambah versi mini di Banda Aceh, Pekanbaru, Padang, Palembang, Cirebon, dan beberapa tempat lain, tetapi tidak di Medan.

Tantangan

Suatu investasi tentu dipengaruhi banyak faktor seperti pasar, biaya produksi, tenaga kerja, status lahan, keamanan, dan lain-lain. Pebisnis tentu menghitung untung-rugi. Satu hal yang pasti, promosi tidak pernah menjadi faktor penentu realisasi sebuah investasi. Kekuatan promosi dalam hal investasi di suatu daerah sedikit berbeda dengan promosi produk pada umumnya.

Kendala inilah yang dihadapi perangkat daerah di bidang investasi. Satu sisi, adalah tugas dan fungsi untuk menarik investor, di sisi lain, ada banyak faktor yang mempengaruhi investasi dan itu diluar kendali perangkat daerah. 

Sembilan tahun mempromosikan Medan Zoo, akhirnya investor itu datang juga. Figur Wali Kota Medanlah yang menjadi faktor utama kedatangan Raffi Ahmad, lebih dari pada rangkaian kegiatan promosi itu sendiri. Mengapa? Pertanyaan yang menarik untuk didiskusikan lebih lanjut.

Bagaimana pun, para pelayan di perangkat daerah bidang investasi tentu bergembira dengan datangnya investor seperti Raffi meski hanya melihat dari jauh. Itu adalah goal akhir yang dituju. Proses menjadi hal yang kedua karena pembangunan Kota Medan adalah hal yang utama.

Semoga "The New Medan Zoo" benar-benar menarik minat pengunjung, menyelamatkan satwa-satwa di dalamnya, dan pada akhirnya menciptakan multiplier effect bagi perekonomian Kota Medan dan sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun