Di berbagai tempat di dunia, konsep bisnis wisata kebun binatang yang modern banyak dipadukan dengan hiburan buatan (man-made tourism). Kebun binatang tidak hanya melakukan "show tunggal" tetapi bersama-sama dengan wahana-wahana permainan dan museum yang menjadi one-stop service hiburan keluarga.
Konsep wisata semacam ini terbukti berkembang. Contoh yang dekat adalah Jatim Park di Batu, Jawa Timur. Taman rekreasi ini bahkan berkembang menjadi tiga kawasan: Jatim Park 1, Jatim Park 2, dan Jatim Park 3. Saking luas dan banyaknya wahana, Anda harus tinggal 2-3 hari untuk bisa menikmati semua yang ditawarkan.
Ujung-ujungnya kita akan bicara tentang multiplier effect. Hotel, rumah, makan, pengrajin souvenir, hingga petani apel dan stroberi mendapat keuntungan dari keberadaan Jatim Park yang menarik banyak pengunjung.
Varian man-made tourism lain yang juga menarik untuk diperhatikan adalah Trans Studio. Sekitar Tahun 2014, Trans Studio baru dibuka di Bandung dan Makassar. BPM Kota Medan lantas mengundang perwakilan pengelola Trans Studio dalam salah satu gelaran Coffee Morning.
Pertanyaan utama yang dikontarkan saat itu adalah, mengapa mereka tidak membuka Trans Studio di Medan? Pertanyaan ini pun dijawab secara klise, bahwa peluang itu terbuka dan mereka akan menganalisisnya. Faktanya, jaringan Trans Studio kemudian dibuka di Cibubur dan Bali, ditambah versi mini di Banda Aceh, Pekanbaru, Padang, Palembang, Cirebon, dan beberapa tempat lain, tetapi tidak di Medan.
Tantangan
Suatu investasi tentu dipengaruhi banyak faktor seperti pasar, biaya produksi, tenaga kerja, status lahan, keamanan, dan lain-lain. Pebisnis tentu menghitung untung-rugi. Satu hal yang pasti, promosi tidak pernah menjadi faktor penentu realisasi sebuah investasi. Kekuatan promosi dalam hal investasi di suatu daerah sedikit berbeda dengan promosi produk pada umumnya.
Kendala inilah yang dihadapi perangkat daerah di bidang investasi. Satu sisi, adalah tugas dan fungsi untuk menarik investor, di sisi lain, ada banyak faktor yang mempengaruhi investasi dan itu diluar kendali perangkat daerah.Â
Sembilan tahun mempromosikan Medan Zoo, akhirnya investor itu datang juga. Figur Wali Kota Medanlah yang menjadi faktor utama kedatangan Raffi Ahmad, lebih dari pada rangkaian kegiatan promosi itu sendiri. Mengapa? Pertanyaan yang menarik untuk didiskusikan lebih lanjut.
Bagaimana pun, para pelayan di perangkat daerah bidang investasi tentu bergembira dengan datangnya investor seperti Raffi meski hanya melihat dari jauh. Itu adalah goal akhir yang dituju. Proses menjadi hal yang kedua karena pembangunan Kota Medan adalah hal yang utama.
Semoga "The New Medan Zoo" benar-benar menarik minat pengunjung, menyelamatkan satwa-satwa di dalamnya, dan pada akhirnya menciptakan multiplier effect bagi perekonomian Kota Medan dan sekitarnya.