Jika pun sekarang ini pemerintah menerapkan pemisahan sampah dari rumah tangga, bisa dipastikan akan banyak energi yang habis untuk penindakan karena para pelanggar masih mendominasi masyarakat. Belum lagi energi untuk menghadapi protes-protes penolakan. Wajar, perubahan itu biasanya sulit dimulai.
Namun sebaliknya, jika lebih dari separuh warga sudah bisa memisahkan sampahnya, sangat mungkin pemerintah lebih terangsang untuk segera menerapkan aturan pengelolaan sampah yang lebih baik yang dimulai dengan pemisahan sampah rumah tangga. Kadang kala, kita perlu mencoba metode terbalik jika metoda normal tidak berjalan.
Be positive, be kind. Jika pekerjaan kecil kita menjadi kebaikan, mengapa menunda? Bayangkan nasi basi, beling tajam, popok bayi dan bangkai hewan yang tercampur di tumpukan sampah itu. Mungkin itu bisa membantu kita untuk mulai memisahkan sampah sejak dari rumah. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H