Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ dan melayani publik di Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Cavani Ditantang Dua Tradisi Buruk United, Latin dan Gondrong

7 Oktober 2020   12:21 Diperbarui: 8 Oktober 2020   12:09 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemain latin lain yang pernah dibeli United dengan harga mahal adalah Angel Di Maria (Argentina). Memecahkan rekor pembelian (50 juta), Di Maria ternyata tampil mengecewakan selama setahun di United. Kepiawaiannya di Real Madrid seperti hilang dan baru muncul kembali setelah pindah ke Paris St Germain.

Nasib Alexis Sanchez (Cile), Marcos Rojo (Argentina) dan Guillermo Varela (Uruguay) juga tak jauh beda. Sanchez mungkin telah melewati usia emasnya tetapi Rojo dan Varela datang di usia muda, masing-masing 24 tahun dan 20 tahun, tetap juga gagal bersinar.

Pemain latin terakhir di United adalah kiper Sergio Romero (Argentina) dan duo gelandang Brasil, Fred dan Andreas Pereira.

Romero sebenarnya cukup baik menjaga gawang United tetapi faktor usia mungkin membuatnya sulit menggeser de Gea. Kembalinya kiper muda Dean Henderson pun memupus kariernya di United.

Fred masih bermain reguler dan Pereira menjadi pelapis. Keduanya bukanlah sosok pemain bintang yang punya kemampuan istimewa. Satu-satunya alasan Fred dan Pereira masih bertahan mungkin karena gaya Solskjaer yang mirip Sir Alex saat mempertahankan Anderson. Mengefektifkan pemain-pemain yang dianggap biasa untuk membantu tim.

Rambut Gondrong

Lucu jika mengkait-kaitkan performa dengan rambut gondrong. Tetapi secara kebetulan, jarang pemain gondrong yang sukses dan bertahan lama di United selepas era George Best yang memang zamannya gondrong waktu itu.

Saya sangat gembira ketika Karel Poborsky direkrut pada tahun 1996 karena daya jelajah dan tembakan kerasnya. Sayang, pahlawan Ceko di Euro 96 yang gondrong itu sulit menampilkan kehebatannya di United hingga dijual pada musim kedua. Padahal, ia kemudian menjadi bintang di Lazio dan disukai para penggemar.

Forlan juga favorit saya. Tetapi ia juga masuk ke dalam barisan pemain-pemain gondrong yang gagal menjadi bintang seperti Anderson, Tevez, Falcao, dan Fellaini. Belakangan ada Tahith Chong, pemain Belanda bergaya rambut Valderrama yang tampil impresif di akademi.

Diego Forlan saat berkarier di MU, banyak menjadi cadangan (Sumber gambar: tribunnews.com)
Diego Forlan saat berkarier di MU, banyak menjadi cadangan (Sumber gambar: tribunnews.com)
Setelah sempat dicoba dalam beberapa pertandingan pada musim lalu, Chong pun dianggap belum bisa menembus tim utama United hingga dipinjamkan ke Werder Bremen.

Nah, menarik menyaksikan bagaimana Cavani menghadapi tantangan dua tradisi buruk Manchester United ini, ditambah usia yang tak lagi muda. Apakah ia berhasil? Semoga.

(Data-data diambil dari Transfermarkt.com dan berbagai media)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun