Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ dan melayani publik di Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Covid-19 Lengkapi Derita Satwa Liar di Kebun Binatang

27 April 2020   15:26 Diperbarui: 28 April 2020   12:57 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil studi di Universitas Exeter, Inggris menunjukkan hanya 33 persen satwa karnivora yang mampu bertahan hidup setelah dilepas ke alam liar.

Jika krisis Covid-19 berkepanjangan, ahli satwa liar memperkirakan akan banyak satwa yang harus dieutanasia (disuntik mati) dari pada dibiarkan mati kelaparan. 

Bukan karena ketersediaan dana saja, tetapi ketersediaan bahan makanan hewan liar pun berpotensi merosot akibat dampak krisis ekonomi yang berantai. 

Opsi mengorbankan sebagian satwa untuk makanan satwa yang lain pun menjadi pertimbangan lain. Kebun Binatang Neumunster di Jerman mengatakan tengah bersiap mengambil langkah ini jika tak mampu lagi menyediakan makanan bagi satwanya dalam waktu dekat.

Sedikit upaya

Selain menanti uluran tangan donatur besar, kebun binatang harus sudah membuat penggalangan dana massal dengan memanfaatkan teknologi informasi. Taman satwa Orana di New Zealand berhasil mengumpulkan 230 ribu dolar dari 4000 warga. 

Kampanye di media-media sosial hingga melalaui aplikasi atau kerjasama dengan bank dan operator seluler yang bisa memudahkan orang menyumbang dana perlu dikaji lebih lanjut. Misalnya untuk bisa menyumbangkan sebagian pulsa atau cara-cara transaksi elektronik lainnya.

Di Perancis, daging-daging untuk makanan hewan didatangkan dari pasokan rumah makan yang tutup selama lockdown. Hal ini bisa menjadi pertimbangan karena bagaimana pun terjadi ketidakseimbangan permintaan dan penawaran daging selama lockdown terjadi. 

Jika komunikasi dan kolaborasi bisa terjalin, mungkin ada sedikit solusi yang bisa disepakati dengan para pengusaha. Namun penanganan khusus dari pemerintah bukan berarti dilupakan. Selayaknya penanganan darurat lainnya, nasib hewan-hewan ini seharusnya juga masuk dalam skema bantuan pemerintah.

Nasib satwa liar

Malanglah memang nasib satwa-satwa liar di bumi ini. Bahwa kebun binatang pun sebenarnya sudah menjadi penjara yang menyiksa, krisis akibat Covid-19 ini bisa membuat kebun binatang benar-benar menjadi neraka. Sebagus-bagusnya kendang tetap saja bukan habitat alami satwa liar. 

Fungsi edukasi bagi anak-anak pun perlu ditinjau ulang ketika faktanya lebih banyak anak-anak yang datang ke kebun binatang untuk bermain. Lagipula, konsep pelajaran dunia satwa liar sebenarnya sudah keliru saat itu dilakukan di kebun binatang.

Portal Sentient Media dalam sebuah artikelnya menjelaskan bagaimana kebun binatang membawa lebih banyak kemalangan kepada satwa liar daripada kebaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun