Mohon tunggu...
DRM Delapan
DRM Delapan Mohon Tunggu... wiraswasta -

BerDaRah => Belajar Dari Sejarah Masih tahap belajar & membaca tulisan-tulisan kopasianer. Maaf jika komentar-komentar saya tidak berkenan dengan anda. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terbiasa Mencari Alasan

12 Oktober 2016   22:49 Diperbarui: 12 Oktober 2016   22:50 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dua tahun lebih berlibur daripada yang namanya menulis, terbersit juga keinginan untuk menuangkan isi kepala diatas huruf-huruf .

=============================##########################====================================

Kerasnya kehidupan dan usaha untuk tetap bertahan hidup terkadang membuat kita begitu mudahnya mencari alasan yang bisa dijadikan alasan. Bukan sesuatu yang aneh ketika kita terhimpit dengan begitu banyak permasalahan baik itu masalah ekonomi, pekerjaan, keluarga dan juga masalah-masalah lainnya; kita akan terlebih dahulu mencari sumber yang menjadi masalah itu di pribadi orang-orang di sekeliling kita. 

Entah dengan kesadaran sendiri ataupun bukan, terkadang kita memang lebih mudah mencari sumber permasalahan itu di luar diri kita.

- "Gara-gara si X papa ngga bisa dapat promosi"! ungkap papa kepada mama dengan geram.

- " Ini pasti ulah si Anu makanya komplek rumah kita jadi gaduh "! ujar mama kepada tetangga.

- " Guru geblek nih, bikin ulangan kok mendadak. Jadinya nilaku jadi jelek ma"! keluh si anak kepada mama nya.

- " Seharusnya dia itu ngga boleh tinggal disini karena dia beda dengan kita yang mayoritas punya suami "! protes ibu rt yang merasa terganggu dengan janda yang tinggal di sebelah rumahnya.

Ini adalah sebagian kecil alasan-alasan yang mungkin kita jadikan pembenaran diri. 

Dan ketika alasan-alasan yang kita sampaikan dirasa kurang untuk membenarkan diri , target selanjutnya yang disalahkan adalah TUHAN.

- " Gara-gara hidung pesek ku makanya aku ngga menang kontes itu "! keluh si Jono yang gagal memenangi kontes ratu sejagat.

- " Banjir ini karena cuaca ekstrim yang sedang melanda daerah kita "! jawab seorang pimpinan daerah di tempatku yang masuk dalam 5 daerah terkorup di Indonesia.

- " Tuhan ngga adil, kenapa selalu dia yang naik jabatan...aku ngga pernah. Padahal aku rajin beribadah "! keluh seorang laki-laki kepada selingkuhannya

Ini juga adalah sebahagian kecil alasan-alasan yang mungkin pernah kita ucapkan di hati ataupun dari mulut kita. Tanpa kita mencoba untuk menelisik secara jujur apakah sumber masalah itu memang benar dari luar diri kita ataukah diri kita sendiri yang memang belum beres.
Permasalah, beban hidup & "batu kerikil" yang pasti ada dalam hidup kita adalah hal-hal yang di perbolehkan TUHAN datang kepada kita agar kita semakin sering memeriksa diri kita agar semakin dekat padaNYA.
Ada tulisan yang pernah saya baca, katanya : " TUHAN tidak akan memperbolehkan iblis mencobai kita melebihi apa yang kita mampu".

Maka dari itu :
" Jangan pernah berdoa meminta TUHAN memperingan "beban-beban" kita, namun mintalah "pundak" yang kuat serta "kaki" yang kokoh agar kamu bisa mengangkat "beban" seberat apapun". 

salam dari pelosok negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun