"hah,, Aul kenapa ya?" dalam hati aku bertanya-tanya.. aku cukup penasaran juga.
Dia biasanya gak pernah secuek itu padaku, padahal kan pacarannya baru sebulanan, tapi kok marahnya cepet banget. Atau gak marah ya? Ah entahlah.
Aku diangkap lelaki beruntung, karena berhasil di pilih Aul, dari sekian banyak cowo yang deketin Ia jatuhin pilihan ke Aku,
Iya memang aku juga ngejar dia, tapi gak seserius mahasiswa yang lain, istilahnya aku Cuma ikut meramaikan persaingan, toh aku juga merasa mustahil dipilih olehnya, aku terkenal dikampus sebagai mahasiswa pemalas yang malas masuk kuliah dan lebih suka nongkrong di secretariat organisasi dan juga kantin bu Mirah tentunya.
Tapi yah takdir mau digimanakan lagi, aku yang dia suka, hehehe
Atau mungkin Cuma jadi pilihan asal-asalan yah, ah terserahlah initinya banyak yang iri ke aku. Kalaupun Aul Cuma main-main kepadaku, aku juga gak peduli. Toh aku lelaki kuat, bisa damai dengan hati melalui bantuan akalku,, hihhi...
Udah siang, aku berencana nganter Aul pulang,, aku segera ke kelas, mau ngajak Aul pulang bareng.
"Nov liat Aul gak?" tanyaku kepada novi yang juga teman sekelas Aul.
"tadi keluar duluan tuh, sebelum kuliah selesai dia udah pergi" katanya
Aku jadi mulai semakin bingung, "ok, makasih ya" kataku sambil berbalik menuju kantin lagi.
Next.....