Ketika semua sedang larut dalam kesibukannya, akupun sedang sibuk bergumul dengan khayalanku sendiri, tentang awan-awan yang sedang gelap diawal tahun ini, udara yang entah sampai kapan ada di dunia ini, burung-burung pipit yang takut keluar dari sarangnya karena udara sudah mulai keruh entah oleh asap siapa, dan ini itu yang lain. Temaram malam tak lagi beda dengan gemerlap di siang hari. Saat musim mulai berganti namun terlambat datang. Ketika itulah aku mulai merenungi kisah-kisah dalam hidup yang kata mereka singkat bila diingat, terlalu dalam bila dikenang
Kehidupanku ini memang seakan-akan sudah mulai disetir oleh suatu kekuatan besar yang tak pernah terlihat bentuknya, kebenaran-kebenaran baru yang sudah mulai diciptakan oleh sekelompok manusia yang mengatasnamakan dirinya Tuhan Baru! Dapat dikatakan istilah ini sebagai orang yang paling benar dalam segala hal dan segala bentuk pembenarannya, loh berarti kebenaran sekarang sudah semakin banyak dong, saking banyaknya aku terkadang bingung menentukan mana kebenaran ilahi yang tercipta dari Maha Kuasa dan mana kebenaran yang dibuat diatas kepentingan kelompok tertentu, lihat saja di TV sekarang ini, cantik itu harus putih, tinggi, memiliki tubuh yang bagaikan seorang Dewi Sri, dewi kesuburan dari tanah Jawa. Rambut yang indah itu harus lurus, lalu bagaimana saudara-saudara kita dari afrika dan papua apakah dia tidak bisa masuk dalam katerogi cantik?
Aku seolah sudah dipilihkan untuk menganggap bahwa standar-standar kehidupan yang layak harus seperti apa yang ditanyangkan di TV. Aku dan kehidupanku seolah segalanya yang harus menganggap hal itu benar. Untuk urusan yang sulit dalam pemahaman dasar pun mau tak mau akupun dituntut oleh suatu candu media. Layaknya seorang yang sudah mengkonsumsi narkoba selama ratusan abad walaupun dalam kenyataannya aku hanya makhluk yang dipaksa tuk mempercayai kebenaran yang sudah disepakati oleh banyak orang.
***
Lama aku terdiam dalam pikiran membuatku semakin geram untuk mengamati kehidupan didunia ini. aaarrgh.. sampai lupa aku memperkenalkan diri, aku adalah Endang Hargiani Syahwat. Ya, setiapku memperkenalkan diri dengan orang lain ataupun didepan kelas pasti ada saja yang mempertawai aku, ‘hey kenapa nama belakangmu ada Syahwat-syahwatnya?’ akupun tak tau yang memberikan namaku itu kan orang tuaku,”celetuk dalam hati sendiri”.
Menurut orang yang ada disekelilingku, aku adalah wanita yang sering membingungkan, tidak seperti wanita pada umumnya, sama sekali tidak memperhatikan penampilan. Padahal, sekarang aku sudah mulai menginjak umur 20 tahun. Aku jarang mandi, sering melamun, menghabiskan waktu berlama-lama dikamar mandi, kutu buku dan hobiku adalah mengoleksi buku—buku sejarah dan juga filsafat. Sekarang aku sedang mengambil jurusan sosiologi disebuah Universitas negeri yang tempat sangat jauh
Dalam soal pekerjaan hal itupun sama saja, kekuatan yang besar tersebut selalu mengkotak-kotakkan keadaan dalam satu kotak yang tak longgar, wanita hanya dijadikan pemanis dalam kantor semata, dijadikan bidak bidak catur yang siap ditumbalkan tuk menggerakkan roda ekonomi dalam industri film, iklan, dan yang lain. Wanita adalah pelengkap ranjang untuk bisa digrayangi dan dijadikan pelengkap setiap lekuk tubuh yang tak tertutup, hanya dijadikan penyeimbang agar disuatu kantor tidak hanya lelaki dengan kejenuhan melihat tumpukan kertas tebal. Singkat kata wanita hanya dipandang sebelah mata dan terkesan lemah hal apapun kecuali dalam hal menjaga anak mungkin, padahal itu adalah pandangan orang-orang jaman socrates yang memandang wanita dari sudut pandang kaku dan baku pada jamannya.
***
Lama aku terdiam dalam pikiran membuatku semakin geram untuk mengamati kehidupan didunia ini. aaarrgh.. sampai lupa aku memperkenalkan diri, aku adalah Endang Hargiani Syahwat. Ya, setiapku memperkenalkan diri dengan orang lain ataupun didepan kelas pasti ada saja yang mempertawai aku, ‘hey kenapa nama belakangmu ada Syahwat-syahwatnya?’ akupun tak tau yang memberikan namaku itu kan orang tuaku,”celetuk dalam hati sendiri”.
Menurut orang yang ada disekelilingku, aku adalah wanita yang sering membingungkan, tidak seperti wanita pada umumnya, sama sekali tidak memperhatikan penampilan. Padahal, sekarang aku sudah mulai menginjak umur 20 tahun. Aku jarang mandi, sering melamun, menghabiskan waktu berlama-lama dikamar mandi, kutu buku dan hobiku adalah mengoleksi buku—buku sejarah dan juga filsafat. Sekarang aku sedang mengambil jurusan sosiologi disebuah Universitas negeri yang tempat sangat jauh, sangat jauh dari hiruk pikuk iklim hedonisme kota.
Orang-orang di sekelilingku sering menganggapku bukan gadis yang normal. Dengan kata lain aku adalah gadis aneh yang hanya merusak citra gadis pada umumnya. “Iya, umum menurut kebanyakan mata lapar.” Batinku. Aku tak begitu peduli dengan apa yang dikatakan oleh orang di sekitarku. Hari-hari yang aku lewatipun sama saja seperti wanita lain yang sedang berada disebuah Kampus, pagi sampai sore kuliah, mengerjakan tugas yang tidak henti-hentinya diberikan oleh dosen, membuat makan malam seadanya dan itu aku lakukan terus menerus sampai terkadang akupun jenuh dengan hari yang begitu-gitu saja. Disatu sisi aku harus selalu menjaga kesehatan badanku dan disatu sisi juga aku selalu menyakiti akal sehatku sendiri karena sering memikirkan hal yang menerawang jauh entah kemana.
***
HIDUP, apa yang kamu pikirkan tentang hidup? Sebenarnya kenapa kita bisa hidup di dunia ini? Kenapa harus manusia saja yang mempunyai akal dan pikiran? Kenapa hewan lain tidak diberi tugas yang sama dengan manusia untuk menjaga dan memelihara bumi? Padahal pada kenyataannya, manusia terkadang melebihi sifat binatang dalam merusak dan mengotori bumi. Pembakaran hutan secara liar untuk pembukaan lahan baru, banyak pohon-pohon yang seharus dijaga oleh manusia malah ditebang habis dan menyisakan lahan gundul dimana-mana. Jika setelah ditebang kemudian ditanami pohon baru itu tidak masalah, tapi jika tidak ditanam pohon kembali, lantas manusia dapat oksigen dari mana? Apakah mereka sudah mulai melupakan pelajaran IPA jaman SD bahwa pohon dan tumbuhan lain adalah penyumbang oksigen yang sangat diperlukan untuk keberlangsungan hidup manusia.
Hehehe, manusia-manusia mungkin memang tidak semuanya seperti itu, contohnya saja yang pernah aku baca disebuah surat kabar tentang komunitas yang mengatasnamakan diri sebagai kaum romantisme yang menselaraska hidupnya dengan alam dan memalingkan wajahnya dengan segala macam modernitas yang ada dibumi ini. “Mereka hidup dengan alam, berdiskusi dengan tiap tetes embun dipagi hari, menikmati hidup dibawah pohon rindang tanpa harus sibuk memikirkan polemik politik palsu yang dibuat-buat oleh segelintir orang. Mungkin hidup seperti itu lebih menarik.” Menurutku.
Tapi tidakkah para wanita di dunia ini sudah bergerak seolah mengikuti alur cerita yang sebenarnya sudah terbingkai dengan baik oleh kaum adam yang semakin memperparah keadaan. Bicara mengenai seorang pemimpin, bila wanita dianggap sebagai kutu dalam sebuah instansi maka jangan anggap suatu instansi atau lembaga akan bisa berjalan dengan normal. Masih banyak kelebihan kaum wanita jika dibandingkan dengan kaum adam. Hanya saja apakah berani para wanita mendobrak sebuah semangat untuk sebuah kesetaraan hak untuk memperoleh perlakuan yang layak. Layaknya seorang manusia yang benar-benar bisa memanusiakan manusia itu sendiri. Bukankah sangat berbeda antara hewan, tumbuhan dan manusia. Jika menurutku semua sama, apakah yang akan terlintas dalam benak orang kebanyakan. “Tidak, Bukan begitu... Apakah kamu sudah gila menyamakan semua hal itu.” Dalam benakku beranggapan bahwa semua orang akan berkata demikian. Namun, tidakkah disadari bahwa sebenarnya manusia, hewan dan tumbuhan sama-sama hidup. Mereka berhak mendapatkan kehidupan meskipun sering hal manusia menentang dengan anggapan alam sudah disediakan oleh Tuhan untuk manusia. Lantas, apakah dengan kesediaan alam untuk dibabat habis oleh keserakahan manusia alam mampu bertahan. Atau sebaliknya manusia mampu bertahan tanpa adanya alam.
Dengan kata lain aku sudah mulai muak dengan kehidupan yang tidak bebas dalam hal apapun. Aku memang wanita tetapi aku tidak mau dikotak-kotakkan oleh perbedaan jenis kelamin. Soal wawasanpun aku tidak kalah dengan kaum-kaum lelaki, aku bisa menganalisis dan memahami sampai sejauh apa masalah dan problematika yang di hadapi kaum modern. kaum wanita bukan hanya pasangan hidup bagi lelaki. Meskipun aku sadar bahwa kehidupan ini haruslah wajar lelaki berpasangan dengan wanita dan bukan sebaliknya wanita berpasangan dengan wanita ataupun lelaki dengan lelaki, kalau seperti itu apa kita mau mengulangi azab kaum Nabi Lud yang kota dihancurkan oleh Tuhan dikarenakan mempunyai kaum sodom dan penyimpangan sex macam itu.
Akupun sampai sekarang masih mencari sosok seorang lelaki yang bisa menyempurnakan hidupku kelak, aku tidak memiliki kadar ketampanan lelaki harus seperti ini dan itu, sederhana dan unik dalam olah pikirnya pun itu sudah bisa membuatku tergila-gila nantinya. Dan sampai akhirnya disebuah acara musikalisasi puisi dikampusku aku bertemu dengan seorang lelaki yang membuatku terpesona oleh sosoknya, perkenalan pun aku jalani, terlihat bodoh aku disaat itu, aku gugup menanggapi setiap obrolannya, hanya bisa tersenyum dan terdiam batinku pun berteriak apakah ini yang dinamakan cinta? Mengapa cinta itu begitu mudah keluar dari alam bawah sadar kita? Apakah setiap manusia memang diciptakan untuk gampang mencintai setiap pasangannnya?
Singkat cerita akupun akhirnya menjalani hubungan dengan pria itu sebut saja dia bernama Kenanga Hertanto. Dia merupakan seorang yang berkecimpung di dunia pers kampus, kepribadian yang menitikberatkan kepada kesederhanaan diri dan juga tidak sombonng dengan orang lain itulah yang membuatku nyaman dengannya, soal wawasannya pun sangat banyak itu tercermin dari bagaimana cara pandang dia dalam setiap persepsi yang aku berikan jika sedang berdiskusi dengannya, dia tidak mau menggurui siapapun toh orang yang bijaksana menurutnya adalah orang yang tak banyak bicara dan menggurui tetapi lebih kepada saling berdiskusi mendalam untuk bisa menambah wawasan. Aku menjalani hubungan dengan dia cukup lama sampai akupun menginjak tahun ketiga dikampus ini dan sekarang aku sudah semester 6 dan dia sudah sampai pada semester akhir cintaku pun dengan dia begitu besar dan dia pun sama halnya denganku, cinta yang indah adalah jika cinta itu bertemu dengan cinta yang tulus bukan?
Sampai pada suatu ketika kejadian yang membuatku patah semangat, Kenanga mengalami sebuah kecelakaan parah yang mengharuskannya dia harus diamputasi kedua kakinya dan juga mengalami gegar otak yang parah. Setiap hari ada yang berbeda dengan seharianku sekarang yang harus selalu menemaninya dan memperhatikan segala kebutuhannya, akupun sering terharu dengan semangat hidupnya yang masih selalu memberikanku sebuah puisi-puisi kecil meskipun kondisi dia sekarang hanya bisa berbaring di tempat tidur untuk berbicarapun dia masih sangat kesusahan. Yah Tuhan, apa yang sedang kau inginkan dari aku ini? Aku hanya mencintai dengan sepenuh hatiku saja apa harus seperti inikah cinta tulus itu harus diuji Yah Tuhan. Hari berganti hari, awan-awanpun sekarang sudah mulai menampakkan siluet birunya, hujan deraspun sekarang sudah mulai berganti dengan suasana cerah yang menggugah, tetapi kondisi dia terus memburuk dan sekarang dia koma dan itu membuatku semakin bersedih dan hampir patah semangat. Didalam kesedihan itu sangat sering aku menyelipkan doaku kepada tuhan agar segeralah ia di berikan sebuah keajaiban untuk bisa terbangun dari komanya.
Aku jadi semakin banyak berdiam diri dalam setiap lamunan saat sedang menjaganya disamping tempat tidur dan berdoa sebanyak mungkin untuk kesembuhannya. Akan tetapi takdir berkata lain akhirnya Kenanga pun menghebuskan nafas terakhirnya tepat dipukul 12 malam hari jum’at. Disaat itulah dunia menurutku seolah-olah langsung hancur berantakan, semua angan seakan hanya menjadi cita-cita yang tak bisa diteruskan, dunia terasa sempit dan mencekik leherku dan membuatku seakan hampir bunuh diri. Aku mengerti sekarang kenapa cinta terkadang bisa membuat orang bahagia dan juga bisa menghunuskan pedang tajamnya dan membuat orang bunuh diri karena cinta, itu hampir saja aku lakukan tuk mengiris nadiku dan berharap bisa kekal dengan Kenanga entah didunia apa namanya, tetapi aku urungkan niatku itu.
Aku memilih berlari ketanah lapang yang tidak ada orang disekelilingnya, aku hanya terus berlalu dan tak sadar bahwa air mataku ini menetes dan jatuh dibawah rerumputan. Ternyata aku hanya wanita yang bisa sedih juga jika tertimpa masalah hati seperti ini, aku baru saja ditinggal oleh seorang yang membuatku mencintai sebuah ciptaan Tuhan, indah sekali bahkan nikmat sekali rasanya mencintai orang yang kita sayang. Di dalam kesedihan itu pun memori tentang Kenanga pun bermunculan, tentang sebuah tabir keindahan yang hanya akulah yangbisa merasakannya, mugkin hanyalah wanita yang memiliki pemikiran lain tentang segala hal dan juga tentang kesempurnaan bentuk fisik dan akupun sadar wanita memiliki kodrat yang tak bisa dirubah. Lelaki memiliki kodratnya sendiri begitupun juga wanita.
Setiap manusia bebas menentukan siapakah dirinya dan mau jadi seperti apa dirinya, tapi aku memilih jalan lain, aku akan menjadi diriku sendiri, seorang Endang Hargiani Syahwat yang memilih kesederhanaan diri dan tidak mau hal yang muluk-muluk yang tidak harus berpusing-pusing diri bagaimana terlihat cantik namun karena polesan. Karena aku punya definisi lain tentang cantik, cantik yang abadi menurutku adalah cantik yang dipancarkan dari keunikan kita dalam melihat fenomena.
Tanah lapang itu terlihat sangat hening yang ada hanyalah rumput-rumput yang sangat hijau, aku ingin menjadi sebagian dari rumput-rumput itu. Rumput yang berbeda dengan sekelilingnya tetapi memiliki klorofil yang sempurna, sebuah rumput yang berbeda dengan rumput yang lain tetapi memiliki nilai uniknya sendiri, rumput yang tidak gampang layu meskipun diinjak dan diterpa matahari, apakah kamu juga ingin menjadi sepeti rumput itu sama sepertiku yang akan dipandang aneh oleh rumput-rumput lain? Ku rasa tidak.
TAMAT
"Didedikasikan untuk wanita-wanita yang kuat dan seluruh wanita yang sudah bisa menginspirasi orang-orang kuat yang ada didunia ini"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H