Perjalanan sangat lancar. Sepertinya jalanan di kota ini memang bisa menjadi surga di hari pertama lebaran itu. Tidak ada kemacetan lebih. Sepanjang jalur angkot, nggak sekali dua masyarakat yang menanti. Karena sudah penuh, terpaksa ditolak.
Dari angkot pertama, saya harus naik lagi angkot kedua. Eh, tidak perlu menunggu lama lagi. Angkot menuju rumah ini pun mengharuskan saya duduk di sebelah supir. Bahkan, setiap ada penumpang turun, pasti tidak lama, akan ada lagi penumpang naik.
Karena kondisi ini, si supir sebelah saya sumringah banget sambil bilang "Coba tiap hari begini ya, Neng... Jalanan kota lancar. Penumpang banyak karena ojol pada lebaran semua..." Kami tertawa.
Lebaran tahun ini memang beda.
Semua orang dari segenap lapisan seperti tercurah ruah ingin meluapkan kebahagian dalam menyambut hari nan suci itu saja. Sepertinya semua orang berpikiran sama untuk memberi perhatian lebih kepada keluarga serta kerabat dekat, menyingkirkan dulu rutinitas keseharian dan atau kecemasan yang selama ini menyertai.
Tidak hanya karena paska pandemi saja, namun banyak kebahagiaan yang didapat. Bahkan dari sesuatu yang seringkali menjadi bahan kita mengumpat. (anj2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H