Sayangnya..., memang godaan daging lebih besar daripada roh. Saya seringkali tidak kuasa menahan hal tersebut. Seberapa pun kerasnya berusaha. Bahkan pernah sampai ketika tanpa sengaja saya memilih membalas sebuah chat dari bos yang mestinya bisa saya balas selesai misa. Tapi, karena tidak kuasa menahan, saya balas segera. Lalu bos membalas lagi yang membuat saya tersadar "Apakah tidak ikut misa di jam ini?" Wah.... Biar ada alasan, pertanyaan itu menyadarkan saya kembali untuk lebih konsentrasi pada layar laptop di depan.
MenungguNya Dalam Diam adalah Indah
Di masa Paskah tahun ini, saya sudah meniatkan untuk misa tatap muka yang telah dibuka dimana-mana. Bukan semata karena bersama beberapa teman, tetapi juga kerinduan untuk bisa kembali merasakan hal yang dari dulu selalu hadir itu sangat kuat.
Di Katedral St. Petrus Bandung, dengan semua kekuatan niat itu saya mendaftar dan bisa bersama umat lain mengikuti semua prosesi panjang itu (yang konon sudah dipersingkat) dengan rasa haru dan syahdu. Benar-benar kembali tertangkap apa yang selama dua tahun ini seperti menguap atau malah hilang.
Yang menarik adalah ketika saya memperhatikan para umat mengisi waktu dari kedatangannya hingga misa dimulai. Rata-rata dari mereka datang sejam sebelumnya, sama seperti saya dan kawan-kawan.
Selepas doa pembuka, biasanya kami duduk tenang atau sesekali bicara. Sama seperti masa kecil saya dulu.
Bedanya, kini tidak aneh lagi sembari menunggu itu, banyak yang membuka HP lalu sibuk dengan urusan masing-masing di HPnya itu. Ada yang demikian serius, tapi ada juga yang sembari lewat-lewat saja dari apa yang terpampang di HP.
Menjelang misa, kebanyakan dari kami sudah memasukkan HP ke tas atau kantong baju/celananya. Bersiap konsentarasi untuk misa di hadapan. Nyaris tidak ada lagi gangguan dari bunyi-bunyi HP atau ada yang sibuk dengan benda satu itu di tengah misa.
Semua khusuk.
Dan, saya sangat bersyukur merasakan kondisi ini.
Kondisi yang membuat saya tertegun, mengignat kembali kepada yang sudah lewat sekaligus berterima kasih bisa merasakan Kembali keindahan bisa bersekutu bersama banyak umat untuk memujiNya. Tidak ada pengalingan konsentrasi yang membuat rasa keimanan saya serasa terganggu hanya karena distraksi.