"Iya sih. Tapi, sebenarnya saya sudah banyak tas. Jadi, nggak terlalu tertarik dengan bonusnya," jawab Teh Rani sembari membalik-balik majalah yang sudah ia buka plastiknya.
"Trus, mau diapakan tas itu, Teh?"
"Belum tahu. Mungkin saya berikan saja sama pembantu di rumah."
Puji rada terkejut. Dia merasa punya kesempatan menyampaikan niatnya, tapi rakut juga. Ragu-ragu gitu.
"Emmm... Emmm..." Puji nggak berani melanjutkan kalimatnya. Hal ini rupanya ditangkap oleh Teh Rani.
"Kenapa? Kamu mau? Nih... Ambil saja." Teh Rani memberikan tas tembus pandang itu. "Tapi, janji dipakai yaaa..."
Kepala Puji mengangguk-angguk saja. Wajahnya ceria, sekaligus bingung harus mengatakan apa selain ucapan terima kasih yang kemudian meluncur mulus dari bibirnya.
^^^^^
Mata Jesi nggak percaya begitu melihat tampilan beda dari Puji.
Bukan saja kerudungnya yang dibuat sedikit rada gaul, nggak seperti hari-hari biasanya. Tapi, juga tas tembus pandang yang sangat menarik perhatian.Maklum, tas model begitu belum ada di peredaran seantero sekolahan ini.
Puji kan juga terkenal pintar buat pernik-pernik tuh..., kayaknya tas tembus pandang itu dia tambahkan beberapa pernik unik gitu. Jadinya lebih asik deh. Semua orang yang melihat pasti berdecak kagum. Kreatif juga si Puji.