"Ada kebakaran di sini, Bu?" tanyanya pada seorang Ibu yang tengah mengorek-ngorek onggokan barang yang terbakar.
"Iya, Neng. Tadi malam hingga subuh." Ibu itu terus mengkorek-korek.
"Karena apa?"
"Nggak jelas, Neng. Tapi, dengar-dengar karena tanah sepanjang kampung ini akan dibuat mol. Tapi, kami nggak mau karena uang gantinya kecil."
"Mol?"
Kepala Ibu itu mengangguk. "Termasuk bekas pabrik besar di depan sana. Katanya sih mol terbesar di Asia. Tapi, nyusah-nyusahin kami."
Perempuan muda itu tidak meneruskan obrolannya. Dia hanya memandangi sekitar tempat yang telah menjadi abu itu.
Ludes.
Nyaris tak bersisa.
Bersamaan itu pula terasa ada yang hilang dari dalam diri perempuan muda berkepang dua. Hatinya mendadak sedih, tak bersuara. Kehilangan ini tak mampu ia ujarkan dengan kata.
Hilang begitu saja.