Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saya Telat Silahturahmi karena Macet di Kampung

5 Juni 2019   19:30 Diperbarui: 5 Juni 2019   19:42 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiap kali lebaran, terlebih hari pertama, saya pasti ke rumah kakak sepupu di daerah Cimahi. Dari sana, baru ke tempat sepupu lainnya. Hari ini, setelah bersiap, saya pun memesan ojol. Sangkaan saya bakal cepat dapat driver, ternyata salah. Ada sekitar 15 menit saya harus menunggu hingga dapat driver. Itu pun si driver posisinya butuh 7 menit hingga sampai titik jemputan saya.

Tumben banget.

Berarti sedang jarang orang keluar rumah sehingga driver ojol juga jarang narik atau sebaliknya?

Kalau dilihat dari jalan raya sekitar rumah, sepi-sepi saja. Angkot yang lewat juga kendaraan lain, bisa dihitung per menitnya. Bahkan orang-orang yang sering kali lalu Lalang, entah sedang ada di mana. Mungkin memang silahturahmi keluarga dan orang-orang terdekat sangat dimanfaatkan di hari pertama lebaran ini.

Begitu driver ojol mengantarkan saya menuju ke tujuan, perjalanan di kota lancar saja. Sesekali macet, biasalah sebab melewati beberapa perempatan atau tempat keramaian lain. Sisanya lancar jaya. Akang driver pun bercerita kalau dia senang, jika perjalanan lumayan jauh bisa selancar ini. Dia nggak menyesal mengambil permintaan saya untuk diantar ke tujuan.

Saya sempat tertawa sambal berharap bisa seterusnya begitu. Walau nggak yakin juga.

Benar saja.... Baru mau masuk ke daerah Ranca Bali kemacetan sudah terlihat dari jauh. Si Akang mulai mengambil nafas tak menyangka. Meski motor masih bisa berjalan pelan, tetap saja kemacetan ini membuat perjalanan lama sekali terasa. Padahal tujuan tidak jauh lagi sampai.

Seperti sudah diduga dari tahun ke tahun, kemacetan ini disebabkan banyaknya kendaraan dari arah Jl. Budi Cimahi. Mereka mengambil jalan pintas menuju Gunung Batu. Baik, motor dan mobil berkeinginan sama, mungkin demi maksud silahturahmi. Sayangnya, yang berniat sama itu bukan satu dua saja. Tapi, banyak. 

Alhasil perjalanan kami tersendat. Bahkan ketika sampai di pertigaan yang menanjak, pas di belokan kemacetan cukup lama itu tidak bisa dihindari.  Kendaraan sangat padat dari segala arah. Tidak ada yang mengalah pula.

"Nggak ada jalan lain, Neng?" tanya di driver.

"Wah, sudah kejebak gini, bergerak kemana-mana juga susah, Kang..," jawab saya bingung juga.

Akhirnya kami menunggu saja sampai kemacetan ini pelan-pelan terurai sebab ada beberapa pengemudi yang mau mengalah. Walau kadang dengan omelan dan sok tahu, kami pun bisa meneruskan perjalanan.

Sepanjang sisa perjalanan, kemacetan masih sekali dua kali lewati. Tidak separah tadi, cuma lumayan lah bikin ojol diam di tempat dulu sebentar. Penasaran juga kenapa kok nggak selesai-selesai.

Dok. Pri
Dok. Pri

Ternyata masalahnya kini ada serentang jalan di sisi kiri, mobil-mobil yang terparkir. Entah siapa pemiliknya. Mungkin mobil-mobil tersebut milik mereka yang sedang bersilahturahmi dan berasal dari tempat jauh. Hanya saja karena tidak ada parkir, maka sedapatnyalah parkir dilakukan. Kalau mobil kecil ya, tak apalah. 

Beberapa ada mobil besar dan membutuhkan tempat parkir yang lumayan, tak aneh kalau kemacetan tadi hingga sampai ke bawah. Belum arus dari arah berlawanan.

Meski tak lama akhirnya saya sampai tujuan, tetap saja perjalanan kali ini membuat saya rada terlambat sampai ke rumah kakak sepupu yang sudah menunggu.

"Masa macet sih, Njar? Bukannya hari pertama biasanya lancar?" kakak saya nggak percaya.

"Di kota mah relatif lancar, Mas.... Di kampung mah malah macet," jawab saya sambal ketawa-tawa. Kakak saya mengerti karena berita kemacetan di sektiar sana memang bukan hal baru.

Belum lama kami saling berbagi kabar, sepupu lain yang tinggal di Jakarta memberi kabar bahwa mereka harus segera pulang sebab kemacetan tol sudah dilaporkan. Mereka tidak mau nanti terjebak dalam kemacetan.

Karena sedang merayakan hari kemenangan, macet ini seperti tak hendak diceritakan panjang lebar. Kegembiraan bisa berkumpul dengan keluarga rasanya lebih berharga daripada cerita kemacetan yang membuat suka cita kumpul keluarga jadi menjauh.

Selamat lebaran... (anj 19)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun