Om mengerti tidak, kalau aku mulai suka Om sejak pertemuan kita yang pertama. Perasaan ini muncul bukan karena harta yang Om miliki atau kehebatan Om di ranjang. Tapi aku menyukai Om karena figur Omlah yang aku cari selama ini. Aku tidak pernah mendapatkan itu dari Papiku. Papi selalu sibuk dengan bisnisnya sedangkan mami selalu sibuk dengan arisan dan sosialitanya yang memuakkan. Hanya Om yang perduli sama aku, disaat seluruh dunia meninggalkanku. Hanya Om yang setia sama aku. Do you understand, that I really need you and truly falling in love with you. Ucap Rani sambil menghapus airmatanya yang sudah membasahi lehernya. Â
Rani melangkahkan kakinya dan menuju sebuah podium. Ribuan mata tertuju padanya. Kecantikan dan kemolekan tubuhnya tetap nampak dibalik balutan kebaya merah dan jubah wisudawati yang dikenakannya. Orang tuanya merasa sangat bangga bahwa putri mereka satu-satunya, telah menjadi lulusan terbaik di angkatannya. Terlihat dari wajah mereka yang sumringah sejak datang ke ballroom di hotel mewah ini. Rani kemudian mendekatkan mikrofon ke arah mulutnya.Â
Ia menyampaikan bahwa Ia beruntung bisa menjadi bagian dari Universitas negeri terbaik ini dan patut berbangga atas penghargaan yang diberikan kepadannya sebagai lulusan terbaik Pasca Sarjana Program Magister Akuntansi. Ia turun dan menangis di belakang stage. Ternyata ia bisa melalui setiap masalah kehidupannya dan bisa melewatinya sampai hari ini. Walaupun terasa sangat berat. Ia mengambil cermin dan memeriksa riasannya kembali. Dan mengambil compact powder dan meratakan baluran bedak pada pipi serta dagunya.Â
Seorang bocah lucu nan tampan dating, kemudian memeluk dan memanggilnya, Mami, I love you more than everything in this whole world. Â
 I Love you too, darling. Kamu adalah harta mami yang paling berharga . Ucap Rani sambil memeluk bocah ituÂ
Mami-papi Rani, datang menghampiri Rani dan mereka pun mencium pipi Rani. Mami dan papi kamu ini, sangat bangga sayang, kamu tetap putri kecil kesayangan kami. Ujar Papinya RaniÂ
Sesosok pria tampan dengan tangan kanan membawa sebuket mawar merah dan memberikannya pada Rani. Kamu hebat sayang . Ujar pria itu sambil memberikan ciuman lembut di dahi Rani.Â
Senyuman indah pria itulah yang selalu mengisi hari-hari Rani setiap hari bahkan di masa-masa terberatnya. Kemudian pria tampan itu jongkok, dan memanggil bocah kecil berjarak 2 meter darinya dan berkata, Ayo Bondan, ikut di mobil papi saja nanti kan kita ketemu oma dan opa lagi restaurant. Ujar pria itu dengan lembut Â
Bocah itu berlari kearahnya, mencium pipinya dan memeluk lehernya sambil berkata, ok Papi sayang.Â
Sudah hampir 8 tahun, Rani tidak bertemu Om Andri. Terkadang Rani merasa kangen dengan pria tua itu. Merindukan sentuhan, dekapan bahkan ciumannya. Jantungnya bergerak sangat cepat ketika memikirkannya. Tetapi rahasia itu disimpannya dalam dalam hingga tak ada seorangpun yang tahu. Tiba-tiba, lamunannya dikagetkan oleh sebuah suara. Mami, aku pulang. Suara putra Rani datang dari kejauhan. Ia menggandeng seorang pria tua dan mengatakan padanya lagi, Mami, tadi Bapak ini yang mengantarkanku pulang, katanya mau bertemu dengan mami juga.Â
Rani tak kuasa menahan tangis, Ia memeluk pria itu dan memegang pipinya. Om kemana saja selama ini? Aku mencari Om, aku rindu sekali sama Om . Ungkap Rani sambil sesenggukan.