Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Stealthy

30 Agustus 2021   17:01 Diperbarui: 30 Agustus 2021   17:11 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dating with Mitha

 

13-612ca58e31a28721833426a3.jpg
13-612ca58e31a28721833426a3.jpg
Sumber gambar: https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.com%2Fhiburan%2F20201027153757-220-563335%2F6-rekomendasi-film-horor-komedi-thailand&psig=AOvVaw3TqPsa7cESak9ye4rJDTXZ&ust=1630402210768000&source=images&cd=vfe&ved=0CAgQjhxqFwoTCPDNy9OL2vICFQAAAAAdAAAAABAD

Keesokan paginya, Bernard mendapati dirinya tidur di lantai. Ingatannya akan kejadian semalam membuatnya gila. Ia ingin melupakan kejadian dan penglihatan yang ia alami semalam. Bertemu dengan Mitha merupakan salah satu cara Bernard untuk mendapatkan ketenangan dan melupakan setiap kejadian gila yang dialaminya. Siang itu pukul 10.30 wib Mitha sudah duduk di Café Excelso yang berada di Malioboro Mall. Ia mengenakan kerudung merah trendy yang dipadukan dengan celana panjang hitam model pensil. Mitha sangat mempesona, ia mengenakan make up tipis dan bibirnya yang berwarna merah marun sungguh memikat Bernard dikala itu. Bernard mengambil posisi duduk di samping Mitha. Mitha tersenyum.

“ Kamu baru sampe? “

“ Iya nih, “ Tukas Bernard

“ Aku juga baru sampe .” Ucap Mitha

“ Bagus deh, berarti kamu ga lama kan tunggu aku ? ”  

Mereka berdua memesan coklat panas dan membahas tentang kuliah masing – masing. Dunia kuliah adalah sesuatu yang baru untuk mereka berdua. Setelah menghabiskan coklat panas, mereka berjalan keluar dan Bernard melewati sebuah toko bunga ia membeli setangkai mawar merah dan memberikannya pada Mitha. Senyuman merekah dari wajah Mitha.

“ Awww, that’s toddly sweet. Thanks Ben“

Mereka berjalan ke arah jalan pangeran Mangkubumi. Suasana siang itu agak damai karena panas matahari tidak terlalu kuat. Mitha terlihat nyaman dan senang berjalan berdua dengan Bernard. Mereka menuju atm BCA karena Bernard berniat untuk mengambil uang untuk keperluan membeli perlengkapan kuliah. Mereka kemudian berjalan kembali dan saling menceritakan lelucon – lelucon segar dan beberapa kali mereka tertawa terpingkal – pingkal. Waktu berjalan sangat cepat dan tiba saatnya Mitha ingin pulang karena ayahnya menunggu dia untuk melakukan foto keluarga bersama di Calista digital photo studio yang terletak di Ring road utara. Mitha telah naik angkutan umum yang menuju ke arah rumahnya. Bernard menaiki jalur tiga dan menuju kontrakannya. Bernard berhenti di depan sebuah warung makan yang menjual ayam goreng di depan Gama Informatika. Ia membeli membeli makan malam berupa ayam goreng paha dan satu porsi nasi putih. Meminta kepada pelayan untuk membungkusnya. Bernard membayar dan meninggalkan tempat itu. Ia telah sampai di kontrakannya. Dan membuka bungkusan nasi dan ayam yang telah ia beli. Kemudian menyantapnya dengan lahap.

Malam itu agak panas, mungkin sebentar lagi akan turun hujan, pikir Bernard. Ia menuju kamar mandi dan segera mandi. Kala itu, ia tidak telalu memperhatikan sepertinya ada kecoak yang sedang berjalan di dinding. Bernard tetap menimba air dari bak dan mengguyur tubuhnya. Saat ia sedang menyabuni tubuhnya, ia merasakan ada sesuatu yang berjalan di atas kepalanya. Ia berusaha menyingkirkannya. Ternyata kecoak itu tadi bertengger di atas kepalanya. Ia kembali menyampo rambutnya untuk memastikan jangan sampai kecoak tadi mengencingi kepalanya. Setelah mandi, ia kembali ke kamarnya dan duduk di samping kasurnya. Seketika Bernard merasakan kegatalan yang membabi buta di sekujur wajahnya. Wajahnya bertotol – totol, seperti ada sesuatu yang hilir mudik di sekeliling wajahnya. Ia menggaruk – garuk sampai wajahnya luka dan mengeluarkan darah. Dari kepalanya keluar sebuah cangkang mirip cangkak kecoak, diikuti dari punggungnya pun keluar cangkang. Bernard menggelinjang kesakitan, ia tidak sanggup. Ia meringis kesakitan, dari tubuhnya keluar banyak darah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun