Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Stealthy

30 Agustus 2021   17:01 Diperbarui: 30 Agustus 2021   17:11 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Austin dan Bryan telah disajikan di depan meja bakaran, dua ekor buaya buntung yang diikat mulutnya juga berada di samping mereka. Para pemuja beranggapan bahwa dewa senang menyantap tubuh bocah yang berusia ganjil lima tahun atau lebih muda usianya dari itu, dengan buaya buntung merupakan pelengkap makanannya. Ibarat cabe rawit sebagai pelengkap untuk makan tempe goreng. Rocky menyiapkan pedang yang telah dibersihkan sebelumnya, ia mengeluarkan dari sarungnya, hendak membelah kedua puteranya sebelum dibakar dan dipersembahkan kepada dewa Gohpa. Austin dan Bryan menangis dan mereka berkata dengan lembut kepada ayah mereka.

“ Dad, what are you doing ? Why you are doing this to us. “    

Rocky masih dipenuhi oleh kuasa iblis bahkan ia sendiri tidak ingat dengan apa yang dilakukannya. Di atas kepalanya keluar kobaran api menyala – nyala. Entah apa itu, tetapi Austin dan Bryan takut menatap wajah ayahnya yang sudah kerasukan setan itu. Dalam balutan kemarahan dan energi yang sangat kuat, Rocky sudah sampai puncaknya untuk menghabisi kedua puteranya dan berharap mendapatkan kehidupan abadi dari dewa Gohpa. Seketika seorang kakek tua keluar dari lorong belakang yang berada di dekat pintu altar. Kakek tua bertubuh besar dan memegang sebuah tongkat, ia mengangkat tongkatnya. Gemuruh dan kilat menerjang di keheningan malam. Langit – langit berubah menjadi awan abu yang membasahi mereka dengan rintik hujan.

            Kakek itu memerintahkan Rocky segera mengeksekusi korban bakaran mereka. Api telah dinyalakan dan Rocky siap membelah kedua puteranya dan dua ekor buaya buntung yang ada di sana. Seorang wanita keluar berlari ke arah meja altar dan berusaha membuka ikatan kedua anak kecil itu.

“ Nenek, nenek kan sudah me…….. “ Ucap Austin

“ Cucu nenek. “ Tukas wanita itu sambil berlinangan air mata.

“ Cepat bunuh kedua bocah itu. “ Tukas sang kakek tidak perduli dengan ocehan wanita itu.

“ Rocky, apa kamu tidak ingat ibu nak ? Mengapa, kamu ingin membunuh anakmu sendiri? “

Rocky terdiam dan masih dalam kuasa mantra, ia bahkan tidak memperhatikan ibunya. Wanita itu menangis dan memohon kepada kakek tua untuk menghentikan atraksi mengerikan itu.

“ Rocky, look at my eyes, son. Don’t do this to my grandsons “   

Rocky tidak perduli dan hendak melangsungkan niatnya secara membabi buta. Tiba – tiba Praaaanggggg. Sebuah batu dihantamkan pada leher Rocky. Ia terjatuh seketika. Katie muncul di tengah acara dan segera mengeluarkan pisau yang diselipkan pada ikatan rok dipinggangnya. Ia membuka ikatan kedua puteranya dan berusaha keluar dari sana. Yang menjadi aneh adalah kondisi sekitar menjadi berhenti, setiap orang berhenti dan berubah menjadi patung. Bahkan air mancur tidak bergerak karena langsung menjadi batu bening yang mempesona. Mereka berempat keluar dari bangunan itu dan berlari sekencang – kencangnya ke arah hutan. Austin terjatuh, akhirnya dibantu oleh ibunya untuk bangkit dan kembali berdiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun