Mohon tunggu...
Benny Tjundawan
Benny Tjundawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik Maale

Belanja, Jalan jalan, baca buku, masak, nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita tentang Orang-orang Beragama

25 Agustus 2017   20:13 Diperbarui: 26 Agustus 2017   18:10 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yah namanya lagi Kasmaran. Hu huiii,,,"

Gerejanya megah. Di pintu masuk kita disalamin. Ramah dan bersahabat. Sampai ditempat duduk kita juga salaman. Yang di samping kiri punya pabrik minuman gelas. Yang duduk di kanan sudah jadi dokter gigi sedang ambil S2 di Trisakti. Yang depan orang Serpong, punya toko perlengkapan mancing. Semuanya orang sukses dan tajir.

Saya jadi rendah diri dibuatnya, waktu itu saya sendiri mahasiswa kere, belom tamat kuliah pula. Bila ambil positifnya wah saya bisa dibilang beruntung bisa kenalan dengan mereka. Orang orang hebat dan berkelimpahan. Kalo rajin menjalin hubungan, wah bisa cepat ketularan tajirnya juga.

Setelah itu desakan untuk dibabtis ulang jadi semakin kencang. Hal ini juga separuhnya salah saya juga kepada dia.

Saya bersyukur meskipun iman saya belum bisa memindahkan gunung tapi saya diberikan kesadaran pada detik2 terakhir sehingga tidak tergoda untuk dibabtis ulang.

Dia percaya Tuhan itu baik. Ya sama, saya juga percaya Tuhan itu baik, tapi ketika dia percaya dan takut Tuhan akan menghukum saya di akhirat karena pikiran saya tentang Tuhan itu berbeda dengan pikiran dia. Itu sudah suatu kesalahan berpikir.

Itu sebabnya dia selalu terobsesi untuk menyelamatkan saya, berusaha dengan segala kebaikannya sampai berputus asa hingga memusuhi saya.

Saya telah sadar selama ini mengikutinya, bersedia menghabiskan waktu bersamanya karena saya tertarik pada wajahnya, terutama bibirnya saat berbicara. Saya tidak pernah tertarik dengan segala apa yang dia bicarakan tentang Tuhan.

"Semoga dia bisa menyadari bahwa kasih Tuhan yang begitu besar tidak akan menghukum kita karena pandangan kita berbeda."

Kupang 24 Agustus 2017.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun