Kugenggam kecemasanku dengan sejumput harap, mengiba meminta kabar baik segera tersingkap.
Takkah sudah idzhar cintaku padamu, kasih?
Pada bias kabarmu, aku berusaha mencarinya ke dimensi lain yang mungkin kudapati di sana kau juga tengah menanti.
Kendaraan roda dua yang menubruk lemah ragaku yang selama 26 tahun menantimu; menjadi kendaraan yang juga mengantarkanku untuk mencumbumu pada lebur keabadian.
Kematian terasa menyenangkan saat aku tau bahwa itu adalah akhir penantian.
Kasih, aku datang! Aku datang!
(Untuk Pak Arifin, salah satu pelaku pembuktian cinta hingga nafas terakhir dihembuskan. Bagkan puisiku takkan mampu menggambarkan dalamnya cinta dan luasnya kasih Pak Arifin pada kekasih yang ditunggunya selama 26 tahun. Kisah cinta yang datang dari pinggiran Kota Malang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H