Mohon tunggu...
Benti Ambarsari
Benti Ambarsari Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

Guru mata pelajaran Matematika di SMP Negeri 3 Demak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

PTK Math

13 Agustus 2021   12:00 Diperbarui: 13 Agustus 2021   12:00 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada kenyataannya, pelajaran Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, sehingga tidak disukai bahkan ditakuti oleh para siswa. Kondisi ini dikarenakan dalam pembelajarannya, siswa merasa sulit dalam memahami materi dan kurangnya penggunaan alat peraga pembelajaran pada pelajaran Matematika, sehingga mengakibatkan siswa merasa bosan terhadap proses pembelajarannya. Akibatnya, siswa merasa kesulitan dalam memecahkan soal matematika yang disajikan guru.

Pembelajaran matematika pada materi Segiempat, masih menggunakan metode yang berpusat pada guru. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan drill yang cenderung membosankan minat siswa. Selain itu, kesulitan memahami materi dalam pembelajaran matematika, didukung oleh kurangnya alat peraga. Guru hanya menggambar segiempat di papan tulis tanpa tersedianya benda konkret yang dapat diamati siswa. Oleh karena itu, siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran matematika. Hal tersebut terbukti dari perolehan nilai siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai KKM yang harus diperoleh siswa kelas VII A pada mata pelajaran Matematika yaitu 65. Dari 31 siswa, baru 16 siswa yang tuntas.

Untuk mengatasi masalah tersebut, alternatif yang dapat dipilih yaitu guru  menggunakan alat peraga puzzle pada materi Segiempat. Dengan menggunakan alat peraga puzzle, siswa dapat mengenal segiempat-segiempat dengan menyusun potongan-potongan segiempat yang telah diacak oleh guru. Alat peraga puzzle akan memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, seperti mengelompokkan segiempat, menentukan sisi dan sudut segiempat, serta menggambar segiempat. Dengan demikian, siswa secara aktif terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh Piaget seperti yang dikutip oleh Sugandi dkk (2007: 35) juga mengemukakan hal serupa bahwa proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subjek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif siswa, kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan siswa belajar sendiri, misalnya melakukan percobaan, memanipulasi simbol-simbol, mengajukan pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.

Penggunaan alat peraga puzzle ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan motivasi siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar akan meningkat. Bentuknya yang mengarah pada permainan, membuat siswa lebih tertarik dan terasa menyenangkan. Selain itu, pembelajaran akan lebih bermakna, karena siswa dituntut untuk menyusun sendiri potongan-potongan segiempat menjadi bentuk segiempat yang utuh dan baru.

Atas dasar latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT MELALUI ALAT PERAGA PUZZLE  KELAS VII A SMP ISLAM DA'WATUL HAQ BONANG KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2019/2020".

HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini akan dideskripsikan data yang diperoleh peneliti saat pelaksanaan siklus I pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 03 Februari 2020 dengan alokasi waktu 2 jp dalam waktu 2 x 40 menit, topik materi  pengertian segiempat (persegi, persegi panjang, belah ketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang), siklus I pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 06 Februari 2020 dengan alokasi waktu 3 jp dalam waktu 3 x 40 menit topik materi jenis-jenis dan sifat-sifat bangun datar. Deskripsi data pelaksanaan siklus I  meliputi (1) paparan hasil belajar, (2) deskripsi data hasil observasi proses pembelajaran, (3) refleksi, dan (4) revisi.

Berdasarkan perolehan nilai hasil tes formatif yang telah dicapai siswa, dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus I telah berhasil, karena telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu rata-rata nilai sekurang-kurangnya 65 dan persentase ketuntasan belajar klasikal sekurang-kurangnya 70%. Hal ini terlihat pada persentase tuntas belajar klasikal yang diperoleh telah mencapai 74,19% dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 ada 23 dan 8 siswa memperoleh nilai 65. Namun demikian, perlu diingat bahwa data yang diperoleh selama penelitian tindakan kelas ini tidak hanya data hasil belajar, tetapi juga data hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran Matematika menggunakan alat peraga puzzle. Dalam hal ini, perolehan data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung masih di bawah indikator keberhasilan.

Dalam indikator keberhasilan, aktivitas belajar siswa dinyatakan berhasil jika sekurang-kurangnya 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sementara perolehan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I hanya mencapai 71,65%. Dengan demikian, hasil aktivitas belajar siswa selama siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

Belum tercapainya indikator keberhasilan pada aktivitas belajar siswa siklus I, dikarenakan siswa masih bingung dengan pembelajaran menggunakan alat peraga puzzle. Sebenarnya siswa sangat antusias dengan alat peraga puzzle yang telah dibuat guru, karena selain ukurannya besar, alat peraga puzzle yang dibuat juga berwarna-warni. Namun, dalam penggunaan alat peraga puzzle segiempat dengan teman kelompoknya, beberapa siswa hanya menempelkan potongan-potongan puzzle bangun tersebut tanpa menyusunnya menjadi bentuk segiempat yang baru dan utuh. Hal ini terjadi karena ketika guru sedang menjelaskan tentang penggunaan alat peraga puzzle segiempat, beberapa siswa tidak memperhatikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun