Ingin kujawab pertanyaannya, "Aku! Aku! Aku anak yang baik!" Tapi kutahu dia tak bisa mengerti. Jadi aku diam saja, hanya terpingkal hingga kehabisan nafas, geli dan girang.
Geli itu hanya terputus oleh suara manusia wanita yang memanggil dari halaman belakang. Aku tau artinya: jam makan telah tiba! Segera kumeloncat, berlari semangat menyambut makanan. Di sana kawanku yang satu lagi telah menunggu dengan mangkuk di tangan, menguarkan aroma hati ayam.
"Selamat makan, Lucky!" katanya sambil mrletakkan mangkuk. Kulahap mangkuk itu dengan ganas bak menyerang segerombolan tikus. Ia hanya terpingkal melihatku makan. Perut kenyang terisi nasi dan hati, melihat wajah kawanku gembira sekali...
...tak ada yang lebih bahagia dari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H