Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Musik dan Film Nostalgia Tahun 90-an, Tren Menghidupkan Kembali Era Emas bagi Generasi Milenial

17 Agustus 2024   10:00 Diperbarui: 17 Agustus 2024   10:01 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nostalgia telah menjadi kekuatan yang kuat dalam budaya pop modern, dan salah satu periode yang paling banyak dihidupkan kembali adalah era 90-an. 

Generasi milenial, yang tumbuh besar pada dekade tersebut, kini telah mencapai usia dewasa dan seringkali menemukan kenyamanan dalam menghidupkan kembali kenangan masa kecil mereka. Musik, film, dan mode dari tahun 90-an mengalami kebangkitan yang luar biasa, baik melalui media sosial, acara televisi, maupun produk-produk yang terinspirasi oleh era tersebut.


Musik 90-an: Ketukan yang Tak Terlupakan

Musik tahun 90-an dikenang sebagai era keemasan bagi berbagai genre, mulai dari grunge, alternative rock, pop, hingga hip-hop. Band-band seperti Nirvana, Pearl Jam, dan Radiohead mendefinisikan suara alternative rock, sementara artis pop seperti Britney Spears, Backstreet Boys, dan Spice Girls merajai tangga lagu. Hip-hop juga menemukan momentumnya dengan artis seperti Tupac Shakur, Notorious B.I.G., dan Dr. Dre, yang membawa genre ini ke arus utama.

Kebangkitan musik 90-an saat ini tidak hanya terlihat dari meningkatnya streaming lagu-lagu dari era tersebut di platform seperti Spotify, tetapi juga melalui konser reuni dan festival musik yang didedikasikan untuk artis-artis dari dekade itu. Selain itu, banyak musisi baru yang terinspirasi oleh suara 90-an dan memadukannya dengan gaya modern, menciptakan gelombang baru nostalgia yang relevan bagi pendengar muda maupun tua.

Film 90-an: Menghidupkan Kembali Cerita dan Karakter Ikonik

Film tahun 90-an juga memegang tempat istimewa dalam budaya pop. Era ini melahirkan beberapa karya sinema paling ikonik, mulai dari film-film blockbuster seperti Titanic dan Jurassic Park, hingga film-film kultus seperti Pulp Fiction dan Fight Club. Karakter dan cerita dari film-film ini telah menjadi bagian dari ingatan kolektif generasi milenial.

Kebangkitan film 90-an sering kali diwujudkan melalui remake, reboot, dan sekuel. Misalnya, serial film Jurassic World berhasil menghidupkan kembali dinosaurus yang pertama kali mengejutkan penonton pada tahun 1993. Demikian pula, film-film seperti Space Jam dan The Lion King mendapatkan versi modern yang mengundang penonton baru sekaligus memuaskan nostalgia penggemar lama.

Selain itu, platform streaming seperti Netflix dan Disney+ memanfaatkan nostalgia ini dengan menambahkan film-film dan acara televisi dari tahun 90-an ke dalam katalog mereka. Hal ini memungkinkan generasi milenial untuk menonton kembali film favorit mereka dan memperkenalkannya kepada generasi baru.

Mode 90-an: Tren yang Tak Pernah Mati

Mode tahun 90-an juga mengalami kebangkitan yang signifikan. Tren seperti flanel, jeans high-waisted, chokers, dan sepatu chunky kembali menjadi populer di kalangan anak muda. Banyak desainer fashion yang mengadopsi gaya dari era tersebut dan menggabungkannya dengan elemen kontemporer, menciptakan tren mode yang bersifat retro tetapi tetap relevan.

Popularitas mode 90-an juga dipengaruhi oleh media sosial, terutama platform seperti Instagram dan TikTok, di mana pengguna memamerkan gaya berpakaian mereka yang terinspirasi oleh era tersebut. Influencer dan selebritas sering kali menjadi pelopor dalam menghidupkan kembali tren ini, yang kemudian diikuti oleh penggemar mereka di seluruh dunia.

Nostalgia sebagai Kekuatan dalam Budaya Pop

Kebangkitan musik, film, dan mode dari tahun 90-an tidak hanya mencerminkan keinginan generasi milenial untuk mengenang masa lalu, tetapi juga menunjukkan bagaimana nostalgia telah menjadi kekuatan yang kuat dalam budaya pop modern. 

Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, nostalgia memberikan rasa kenyamanan dan stabilitas, memungkinkan orang untuk kembali ke masa yang dianggap lebih sederhana dan menyenangkan.

Namun, kebangkitan ini juga membawa tantangan. Terlalu banyak bergantung pada nostalgia dapat menghambat inovasi dan perkembangan dalam budaya pop. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara menghormati masa lalu dan terus mendorong batasan kreativitas untuk masa depan.

Kultur pop tahun 90-an telah meninggalkan jejak yang mendalam pada generasi milenial dan terus memengaruhi budaya modern. Musik, film, dan mode dari era tersebut tidak hanya kembali populer, tetapi juga terus berkembang dalam bentuk-bentuk baru. 

Melalui kebangkitan ini, kita melihat bagaimana nostalgia tidak hanya berfungsi sebagai kenangan, tetapi juga sebagai jembatan antara masa lalu dan masa depan, menciptakan ikatan yang kuat antara generasi dan mendorong evolusi budaya yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun