G20 dibentuk pada 1999 dengan latar belakang krisis keuangan akhir 1990-an yang melanda Asia Timur dan Asia Tenggara. Tujuannya adalah untuk mengamankan stabilitas keuangan global dengan melibatkan negara-negara berpenghasilan menengah. Bersama-sama, negara-negara G20 mencakup 60 persen populasi dunia, 80 persen PDB global, dan 75 persen perdagangan global.
Hebatnya, G20 memiliki sejumlah anggota  negara maju, seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang,  dan China.  Tentu saja mereka memiliki kecenderungan untuk memilih kebijakan ekonomi bernama investasi hijau.
Investasi hijau merupakan istilah lain dari investasi berkelanjutan (sustainable investment), yang saat ini tengah digandrungi negara-negara maju.
investasi hijau hanya fokus pada aspek-aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola baik (environment, social, dan governance/ESG), yang tujuannya menjaga kelangsungan perekonomian dan kehidupan di muka bumi.
Mengingat memiliki dampak pada perekonomian jangka panjang, maka tak heran jika investasi hijau mengalami pertumbuhan paling pesat di pasar modal dunia.
Investasi jenis ini juga masuk dalam kategori investasi berdampak (impact investment). Selain memberikan financial return kepada investornya, ada dampak positif pada aspek lingkungan dan sosial.
Meroketnya tren investasi hijau juga merupakan efek dari meningkatnya perhatian investor pada isu-isu lingkungan. Isu soal krisis global misalnya, mendorong hadirnya produk atau instrumen investasi yang berkaitan dengan lingkungan.
Seperti diketahui Kepresidenan G20 bergilir setiap tahun di antara anggota, dan negara yang memegang kepresidenan, bersama dengan pemegang kepresidenan sebelumnya dan berikutnya, membentuk 'Troika' untuk memastikan kelangsungan agenda G20. Italia, Indonesia, dan India adalah negara Troika saat ini.
Sebagaimana ditetapkan pada Riyadh Summit 2020, Indonesia memegang presidensi G20 pada 2022, dengan serah terima yang dilakukan pada akhir KTT Roma (30-31 Oktober 2021).
Tentu saja masa presidensi Indonesia ini mesti dimanfaatkan seluas mungkin untuk Indonesia mengenalkan berbagai jenis Investasi Hijau di Indonesia. Sehingga negara maju terdorong untuk menanamkan modalnya di Indonesia.