Sejak tahun 1996 PTFI berkomitmen untuk melipatgandakan jumlah karyawan asli Papua yang memegang posisi manajemen strategis. Saat ini enam Vice President adalah asli Papua, sedangkan level manajer dan karyawan level senior terdapat 40 orang asli Papua.
Bahkan PT FI menyiapkan Papuan Bridge Program untuk membimbing sarjana baru Papua agar lebih siap bekerja di perusahaan. Program ini berdurasi selama tiga bulan dan sudah dimulai sejak 2012.
Jika dikaitkan dengan tambang untuk kehidupan, PTFI juga bisa dijadikan contoh. Bukan dalam pemanfaatan hasil tambangnya saja, tapi juga bisnis industrinya yang mensupport pergerakan ekonomi di Papua.
Menurut kajian LPEM-UI operasi PTFI di papua dan Indonesia pada tahun 2013 telah berkontribusi kepada PDB Indonesia sebasar 0,8%, PDRB Provinsi Papua sebasar 37,%%, dan PDRB Mimika sebesar 91%. PTFI juga berkontribusi di bidang kesehatan, pendidikan, hingga infastruktur.
Jika memang tambang begitu banyak manfaatnya, mengapa masih saja banyak orang alergi dengan kata tambang? Ketiga pembicara utama di acara nangkring sepakat menjawab bahwa edukasi kepada masyarakat tentang pertambangan masih minim. Tentu saja edukasi tambang  tidak hanya melalui kurikulum sekolah. Bisa juga dari industri tambang langsung kepada  netizen yang diajak ke acara nangkring seperti ini maupun diajak langsung melihat tambang. Nanti netizen (baca : Kompasianer) akan membantu menyebarkan informasi ke khalayak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H