Sementara itu penulis dan pegiat literasi Ida Mulyani Robit melakukan aksi borong buku murah tiga bulan lalu. “Motivasi saya berbagi rezeki berupa buku yang layak dibaca untuk menambah ilmu atau wawasan di tempat yang membutuhkan seperti taman bacaan. Kalau dibeli untuk sendiri, tidak mungkin dibaca dalam waktu singkat. Mubazir informasi yang ada di dalam isi buku, kalau tidak disebarkan,” jelasnya.
Sedangkan penulis Syifa Kalimatussa’adah setiap ada buku murah selalu tak tahan untuk memborong. “Soalnya bisa saya bagikan kepada yang membutuhkan. Nggak jauh-jauh sih. Kebetulan di dekat rumah saya ada madrasah,” ungkapnya.
Saya menuliskan ini tanpa maksud pamer kebaikan. Sungguh bukan. Tapi saya ingin mengetuk hati Anda, yang mungkin kalap nggak jelas di tempat obral buku agar lebih membuka mata hati. Cobalah lihat ajang tersebut sebagai ladang amal untuk kita berbagi dengan anak-anak yang tidak mampu nun jauh dari keriuhan literasi Indonesia. Yang masih sulit menjangkau buku bacaan yang menarik. Jika Anda tidak ada waktu memborong sendiri, InsyaAllah banyak pegiat literasi yang tak keberatan dititipkan uang untuk membelanjakannya dan mengirimnya langsung ke daerah yang diinginkan.
Kita tidak ingin selalu direndahkan bangsa lain karena minat baca masyarakatnya yang masih rendah, kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H