Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Oedjoengbroeng: Cikal Bakal Kota Bandung

3 September 2015   09:26 Diperbarui: 3 September 2015   10:38 4689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Alun-alun Ujungberung setelah renovasi (Foto: Benny Rhamdani)"][/caption]

Siang itu saya sengaja mendatangi Alun-alun Ujungberung, Bandung, yang telah direnovasi dan diresmikan ulang oleh walikota Ridwan Kamil pada 14 Juni lalu. Tampak perubahan total dari tampilan sebelumnya yang sebatas tanah lapang. Saya melihat taman yang ditata baik, kolam air mancur, serta wc umum dengan menara pandang di atapnya.

Di sekitar Alun-alun terdapat Masjid agung yang ramai dikunjungi, lalu berdiri pula kantor kecamatan yang agak kusam di musim kemarau. Tak berapa jauh, berdiri Pasar Ujungberung yang setiap pagi dan sore membuat jalan di depannya macet.

Saya tak habis pikir, mengapa ada Alun-alun di kecamatan Ujungberung. Sebab biasanya Alun-alun dan Masjid agung hanya dimiliki ibukota provinsi atau kabupaten.

[caption caption="Masjid Agung Alun-alun Bandung (Foto: Benny rhamdani)"]

[/caption]

Menurut beberapa catatan sejarah yang saya baca di Internet, Ujungberung yang  pada masa penjajahan Belanda dikenal dengan tulisan Oedjeongbroeng justru merupakan cikal bakal lahirnya kota Bandung.   Pakar sejarah Bandung Haryoto Kunto, dalam buku ‘Wajah Bandung Tempo Doeloe’ menyebutkan bahwa Bandung dulu dikenal dengan sebutan West Oedjoengbroeng. Artinya, Bandung merupakan bagian dari wilayah Ujungberung, bukan terbalik seperti sekarang ini.

Diperkirakan wialayah Ujungberung sudah berdiri sejak abad ke-6, dan menjadi batas wilayah Kerajaan sunda dan Kendan. Namun data ini belum tentu akurat karena tak ada bukti tertulisnya. Barulah pada masa pemerintahan Belanda, saat pembangunan Jalan Raya Pos yang melintasi Ujungberung (1811), dijelaskan bahwa wilayah Ujungberung adalah dari Cimahi ke Cileunyi (barat ke timur), dan dari Gunung Tangkuban Perahu ke Sungai Citarum (utara ke selatan).

[caption caption="Peta Oedjoengbroeng lama . (Istimewa)"]

[/caption]

Ibukota Ujungberung saat itu adalah Cipaganti. Sementara Bandung saat itu hanyalah nama sebuah kampung kecil yang ditemukan oleh Julien da Silva pada 1641. Saat itu, Pemerintah Hindia Belanda membagi menjadi dua wilayah utara dan selatan sisi Jalan Raya Pos, yakni Oedjoengbroeng Kaler (pegunungan) dan Oedjoengbroeng Kidul (rawa-rawa).

Rafles kemudian datang dengan konsep tatakota menggunakan sistem distrik, dan membagi dua wialayah menjadi District Oedjoengbroeng Koelon dan District Oedjoengbroeng Wetan. Oedjoengbroeng wetan inilah yang kemudian beribukota Ujungberung dan pada abad 19 berada di wilayah Alun-alun Ujungberung saat ini.

Lalu mengapa nama Ujungberung kemudian tenggelam? Menurut pemerhati sejarah Ujungberung Anto Sumiarto di blognya, sejak tahun 1991-1926 terus terjadi pemekaran wilayah kampung Bandung, lalu menghapus nama distrik Ujungberung Kulon menjadi Kotapraja Bandung.

Sebagai sebuah kota yang baru, banyak pejabat dan orang-orang penting lebih suka tinggal di Bandung. Apalagi kemudian dibangun jalur kereta dengan stasiun di kota Bandung. Ujungberung sendiri lebih dikenal dengan perkebunan kopi dan kina.

 

[caption caption="Kantor Kecamatan Ujungberung saat ini. (foto: Benny Rhamdani)"]

[/caption]

Pada tahun 1987 malah kemudian Ujungberung dicaplok sebagai kecamatan di wilayah kotamadya Bandung. Makin memudarlah Ujungberung sebagai kawasan yang dulu sangat luas, hingga hanya menjadi sebuah kecamatan di ujung timur Kota Bandung.

 Ujungberung Kini

[caption caption="Ujungberung kini. (Foto: Benny Rhamdani)"]

[/caption]

Saya sendiri mengenal Ujungberung sekitar tahun 1989. Saya di Bandung biasanya hanya di daerah kota, tidak sampai ke timur. Setahu saya waktu itu di kanan kiri jalan banyak sekali pabrik batu bata dan genteng dengan cerobong tinggi. Selain itu pula banyak berdiri pabrik tekstil. Sangat terasa berbeda jauh suasanany dengan Bandung yang saya kenal secara umum.

Lalu, tahun 1990-an saya mulai melihat perubahan wajah Ujungberung. Sebuah SMA negeri yang semula bernama SMA Negeri sekian Ujungberung berubah menjadi SMAN 24 Bandung., lalu mulai muncul pula komplek perumahan baru.

Pada tahun 2000-an saya mulai melihat perubahan drastis Ujungberung. Semakin banyak berdiri perumahan hingga ke kawasan perbukitan hijau. Apalagi sejak harga tanah di Bandung utara terus melonjak. Sayangnya, pertumbuhan perumahan ini seperti kurang ditata baik. Maka tidak heran jika kawasan Ujungberung seperti makin semrawut.

Pada tahun 2005-2011 saya malah tinggal di kawasan Ujungberung dan melihat setiap hari bagaimana pertumbuhan perumahan, kepadatan lalulintas, hingga masalah sosial yang seperti tak terkawal. Setelah saya pindah, lalu Walikota Ridwan kamil menjabat barulah ada sedikit perhatian penataan wilayah Ujungberung.

[caption caption="Pasar Ujungberung yang kerap jadi titik kemacetan pada pagi dan sore hari. (Foto: Bennny Rhamdani)"]

[/caption]

Dulu warga Ujunberung kalau perlu apa-apa harus ke Bandung (begitu biasanya mereka merenyebut kalau ke Alun-alun kota Bandung), sekarang sudah banyak outlet barang ber-merk, Mall, pusat grosir, tempat karaoke, kolam renang, dan sebagainya. Bahkan mungkin hanya di Ujungberung terdapat rumah sakit pemerintah daerah tingkat kecamatan yang sangat komplit. Ingat lho, ini bukan Puskesmas.

Sejak 2006 sampai sekarang pun saya masih bekerja di sebuah kantor penerbitan yang terletak di Ujungberung.  Sangat terasa sekali perubahannya saat ini. Dari awal yang masih mewah (mepet sawah) sampai akhirnya dikelilingi perumahan, saya saksikan semuanya.

Ujungberung juga dikenal sebagai Ibukota Musik Metal Dunia karena di sini banyak sekali Band-band aliran punk, metal sampai hardcore.  Dan yang menarik, Ujungberung memiliki banyak  kebudayaan yang unik dan tidak ditemukan di bagian wilayah Bandung lainnya, salah satunya adalah olahraga tradisional gulat Benjang.

 

^_^

* Tulisan ini merupakan rangkaian kado ulangtahun Bandung  dengan hashtag #BandungThroughMyEyes Silakan bagi warga Bandung lainnya yang ingin menggunakan hashtag tersebut.. InsyaAllah, saya posting tentang Bandung setiap hari selama satu bulan penuh.Hari Lahir Kota Bandung adalah 25 September 1810.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun