[caption id="attachment_330543" align="aligncenter" width="473" caption="Budaya baca penting untuk meningkatkan keterampilan anak menulis. (foto: Dokpri)"][/caption]
Keterampilan menulis (kreatif), seperti yang sudah diteliti banyak pakar, memiliki segudang manfaat bagi individu yang bersangkutan. Saya tidak pernah mendengar  penelitian tentang dampak negatif keterampilan menulis. Itu sebabnya, sangat disarankan keterampilan menulis dibekalkan kepada anak-anak, terutama di bangku sekolah dasar.
Keterampilan menulis ini bisa dirasakan manfaatnya oleh anak-anak pada saat itu pula, maupun saat dia beranjak rema dan dewasa sekalipun. Apalagi hampir semua kegiatan akademis selalu berhubungan dengan kegiatan menulis, seperti mengarang, menulis essay, menulis skripsi, dan lain sebagainya. Di luar pendidikan formal, keterampilan menulis bisa dipakai untuk ngeblog, mengisi buku diary, atau menulis pesan ke seseorang.
Sayangnya, pendidikan keterampilan menulis ini tidak banyak diberikan di bangku sekolah. Hanya selingan di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berbeda dengan sekolah-sekolah di negara maju, yang memberi bekal keterampilan menulis begitu padat.
Beberapa sekolah yang tahu kegunaan keterampilan menulis untuk siswanya, akhirnya memutuskan untuk membuat kegiatan ekstra kurikuler penulisan kreatif. Hingga saat ini, saya mendengar banyak sekolah-sekolah favorit mengadakan kegiatan ekskul tersebut. Bahkan pengajarnya adalah diambil dari praktisi, bukan guru pelajaran sekolah.
Bagaimana yang tidak ada ekskul tersebut? Sudah seharusnya, tanpa beralasan lagi, orangtua yang harus turun tangan langsung. Orangtua bisa membawa buah hatinya ke sanggar-sanggar dengan pendidikan keterampilan menulis, atau jika sulit menemukannya, ya orangtua sendiri yang turun tangan. Tidak usah panik. Saya akan sajikan beberapa langkahnya.
Membangun Keluarga Suka Membaca
Anakakanmeniruorangdisekitarnya. Termasuk kebiasaan membaca. Jika orangtuanya tidak suka membaca, jangan paksakan anaknya akan suka membaca. Â Karena itulah orangtua harus jadipanutan yang baikdalambudayamembacadikeluarga. Orangtua jangan membaca terpisah dari anak-anak. Perlihatkan bahwa orangtua selalu menyediakan waktu untuk membaca. Bahkan jika orangtua tidak suka membaca, dia bisa bersikap pura-pura membaca buku selama setangah jam di dekat anak-anaknya.
Sediakan buku bacaan untuk anak. Usahakan yang disukai anak-anak. Bila anak susah membaca, carilah tema yang disukainya. Misalnya anak suka sepakbola, belikan buku-buku tentang sepakbola.
Jangan lupa untuk meluangkanwaktuuntukikutmembacabuku yang anakbaca. Dengan begitu, orangtua bisa berdiskusi dengan anak, baiktentangcerita, sampulbuku, maupuntentangpengarangnya.
Bermain Kata
Untuk meningkatkan keterampilan menulis, anak harus kaya kosakata. Membaca adalah salah satu cara yang manjur. Tapi banyak cara lain yang bisa dilakukan sambil bermain-main, misalnya melaluipermainan scrable, teka-tekisilang, atau puzzle kata.
Saya sendiri biasanya melakukan permainan kata saat dalam perjalanan dengan main tebak-tebakanlawankatamaupunsinonim. Terkadang juga saya main berbalas pantun-pantun jenaka. Apapun yang dilakukan sambil bemain, akan membuat anak bahagia dan tidak mengira dia sedang belajar 'sesuatu'.