Salah satu peserta mengatakan "Handphone itu memang sudah rezeki wali kelasnya cuma Allah menitipkan kepada salah satu anak didiknya untuk memberikan pembelajaran kepada semuanya tentang arti memberi dan berbakti kepada guru yang seyogyanya adalah orang tua kita juga".
25 tahun tentu bukanlah waktu yang sebentar, tidak mudah mengumpulkan teman-teman yang telah tersebar di seluruh Indonesia, bahkan ada yang tinggal di luar negeri. Passion Of Silver mampu memanggil dan mengumpulkan teman-teman yang tersebar tersebut dalam sebuah acara. Pihak Hotel Arosa pun memastikan bahwa total peserta yang hadir adalah 299 orang. Tidak hanya dari Padang, Lombok, Makassar atau Bandung, ada juga peserta yang hadir dari Australia, Amerika juga Swiss. Bagaimana bisa?
Pramita Handayani selaku Humas dari acara Passion Of Silver bercerita melalui sambungan telepon karena ia tidak bisa hadir disebabkan kakinya terkilir sehari sebelum acara, bahwa ada tiga komponen yang membuat acara ini dapat mendatangkan banyak alumni:
Yang pertama adalah Kordinator Kelas (Korlas). Setiap kelas ditunjuk dua hingga tiga orang menjadi Korlas dan merekalah yang menjadi corong ke teman-teman kelasnya dalam menyampaikan segala informasi seputar reuni.Â
Tidak hanya itu saja, mereka juga mengajak teman-temannya untuk mendaftar sekaligus menagih pembayaran reuni yang telah disepakati bersama. Lelah, kesal dirasakan oleh para Korlas bahkan ada yang sempat menyerah, tapi dengan semangat kebersamaan dan niat tulus untuk membahagiakan teman dan guru, mereka terus berjibaku dan akhirnya kerja keras terbayar dengan kehadiran teman-temannya. Target pendanaan pun tercapai hampir 200 persen dari bujet yang dianggarkan.
Yang kedua adalah kreatifitas. 10 bulan bukanlah hal mudah untuk terus menerus menyemangati para alumni untuk reunian. Segala hal dilakukan, mulai dari membuat profil picture dengan tagline "Gue Ikutan Reuni" dengan desain yang instagramable sehingga mereka bisa memasangnya di status WhatsApp, Instagram juga Facebook. Ini berkaitan dengan komponen ketiga yaitu Promosi.Â
Termasuk dibuatkannya E-Ticket bagi teman-teman yang telah berkontribusi atau membayar iuran reuni. Bahkan, video berdurasi pendek dari para artis yang berisi ajakan untuk datang reuni dibuat oleh salah satu panitia yang memiliki akses ke para artis tersebut. Siapa saja artisnya, bisa dilihat di Instagram Passion Of Silver yang sengaja dibuat untuk keperluan promosi.
Banyak hal menarik yang bisa diceritakan dari acara Passion Of Silver. Makanan dengan cita rasa hotel bintang lima dan pengaturan jumlah makanan yang tidak kurang dan juga tidak berlebih yang dapat menghabiskan bujet anggaran.Â
Doorprize berlimpah dari donasi peserta maupun sponsor dan pengundian doorprize pun menggunakan cara kekinian, bukan sobekan kertas atau dengan bola-bola bernomor, melainkan dengan aplikasi internet. Wajarlah jika akhirnya acara ini menjadi acuan sekolah-sekolah lain yang hendak mengadakan reuni perak.
Sampai akhir acara, Berlodeski, salah satu wakil ketua yang bertanggung jawab sekaligus mengkonsep seluruh rangkaian acara hingga sukses dan memorable untuk semua yang hadir, terlihat lelah karena kurang tidur, Ia langsung istirahat karena malamnya harus kembali ke Bandung. Ternyata jarak tidak menjadi sebuah halangan untuk panitia ini dalam membuat sebuah acara yang berkesan. Salut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H