Kali ini aku akan mencoba menuliskan berbagai puisi dengan tema Kopi, Selamat menikmati.
-Puan Peracik Kopi-
Telah kau racik segala pahit getir dalam air yang beri hidup
Telah kau seduh semua keluh pada secangkir harap
Telah kau benamkan ragu dalam waktu hingga jadi abu
Kini kau bebas berkelana dengan langkah kecilmu, Berlarilah
-Serambi-
Diserambi kayu aku duduk berteman secangkir kopiÂ
Sesekali di kejauhan aku mendengar kau merencanakan perpisahan dengan senja
Ditemani protes derit kayu dari kursi malasku yang kuayun beradu dengan lantai papan tua
Diserambi aku menatap di kejauhan bayangmu pudar.
-Seduh-
Aku rindu pada kopi yang kau seduh
Saat sejenak aku berteduh di serambi rumahmu
Aku rindu berkeluh tentang segala ragu
Pada tatapmu yang sendu
Aku rindu mengadu kala semua jadi gaduh
Pada senyummu yang beri teduh
-Narasi Kopi-
Hidup itu seperti kopi
Sesederhana pria tua menyeduhnya dengan air panas di kaki gunung
Lalu menyeruputnya sebelum dingin memeluknya
Tapi terkadang kita membuatnya menjadi rumit
dengan beragam teknik, french press, pour over, vietnam drip, aeropress
dan banyak teknik lainnya yang sering kali kita pun tak memahaminya
Lalu kita duduk, menunggu dan menyeruputnya
Banyak hal yang kita bayar mahal untuk sesuatu yang tidak kita pahami.
-Di taman, Kopi dan Puisi berjanji-
Aku akan mengajakmu ke taman yanbg baru ditinggal embun terurai
Ditaman kau bermain dengan kopimu dan menyeduhnya untuk kita
Dan aku terbaring tenggelam dalam sebuah buku.
Lalu balas secangkir kopimu akan kugoreskan baris aksara puisi untukmu
Ditaman kopi dan puisi kita membuat janji
-Kopi Dingin-
Pernah kubisikan padamu di sore yg tdk ramah pada kita,Â
Kita biarkan kopi menjadi dingin di gelas hitam itu,
Gerimis pun iba pada air mata di tepi pisah.Â
Bisu mengadu, beku, kopi itu membeku, hati itu kelu. Lagu itu menjadi syahdu
-Jatuh-
Ku jatuh cinta pada caramu menerjemahkan luka.Â
Sebuah bayang menari dan terjatuh pd secangkir kopi senja.
-Keping-
Kau goreskan syair luka pada sebuah gelas kopiÂ
Lalu kau hempaskan pada senjaÂ
hingga pecah berkeping.Â
Sebuah ingatan tentang tentang kita dalam kepingan gelas kopi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H