Memang, tidak akan pernah cukup kata untuk menarasikan kebesaran Asrul Sani, sehingga tidak aneh jika kebesaran mantan rektor kedua IKJ -setelah Umar Kayam- itu masih menancap tajam di benak Cristine Hakim. ”Saya memang nyaris jarang bersentuhan langsung dengan almarhum. Namun hati saya senantiasa bergetar, jika berada pada satu forum dengan almarhum,” kata salah satu Pahlawan Asia 2003 itu.
”Sebagai seorang produser, saya baru tersadar; bahwa memang sulit menemukan penulis naskah film yang wahid; dan almarhum adalah the best scriptwriter. Sampai sekarang pun, saya masih mengaguminya,” imbuhnya. Jenasah Asrul Sani, yang setelah disemayamkan di Graha Bhakti Budaya II disandingakan dengan Chairul Basri -kakak Asrul yang juga meninggal dunia 10 menit lebih awal– di Jl Prambanan, Menteng, Jakarta Pusat, akhirnya dikebumikan di peristirahatan terakhirnya, di makam Menteng Pulo, Jakarta, dengan suasana yang penuh khidmat. Inalillahi wainna ilaihi rojiun. Selamat jalan, Bang Asrul! (benny benke)
tulisan ini pernah diunggah di laman http://www.suaramerdeka.com/harian/0401/13/bud1.htm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H