Mohon tunggu...
B.Rasjid
B.Rasjid Mohon Tunggu... -

Anggauta Masyarakat yang Realistis dan Optimis , dan pemerhati masalah Politik, Sosial dan Agama. Pendidikan Teknik Elektro dan S2 bidang Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemana Anis Akan Berjalan Setelah Menjadi Gubernur DKI?

23 Oktober 2017   21:58 Diperbarui: 23 Oktober 2017   22:31 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu statement lain dari Anis yang cukup jernih saat Jokowi di tuding sebagai anak keluarga komunis, bukan seorang muslim dll .

"Kita tidak punya hak mengkafirkan seseorang, dan apakah Jokowi ada tanda-tanda komunis, masyarakat Indonesia sudah cukup cerdas. Dan saya adalah orang pertama yang akan menolaknya, karena saya kata Anis merupakan keluarga yang sangat anti terhadap Komunis, karena kami juga pernah punya pengalaman yang tidak baik"

Lalu ganjaran apa yang diperoleh oleh seorang Anis setelah Jokowi secara resmi telah ditetapkan oleh KPU sebagai pemenang dalam pemilihan RI-1.

Jokowi juga dengan kejernihannya mengangkat Anis sebagai salah satu anggauta Tim yaitu sebagai deputi Kantor Transisi yang bertugas menyiapkan proses peralihan pemerintahan yang kemudian mengangkatnya menjadi salah satu menteri di Kabinet Kerja yaitu sebagai Menteri Pendidikan, walaupun dalam perjalanan karirnya jabatan sebagai Menteri diambil kembali oleh Allah melalui tangan Jokowi. Lalu apakah Anis dendam terhadap Jokowi, sepertinya ini bukan tipe seorang Anis yang telah mendapatkan bekal  pengajaran budi pekerti dan dasar agama yang cukup kuat dalam dirinya dari orang tuanya, yang melihat bahwa Jabatan adalah sebuah amanah yang harus selalu dijalankan oleh seseorang karena Allah semata.

Jadi apakah Anis nantinya akan mengikuti jejak pendahulunya maju sebagai Capres 2019, sepertinya kemungkinannya kecil, karena Anis menyadari pengalamannya di Birokrasi Pemerintah Daerah khususnya mengelola sebuah Ibukota yang merupakan miniatur negara RI masih sangat minim, Sementara pendahulunya Jokowi telah mempunyai pengalaman sebagai birokrat 2 periode sebagai Walikota Solo dan Gubernur DKI sekalipun hanya jalan , tetapi lebih mudah mengcopynya untuk kemudian melipat gandakan dalam sekala yang lebih besar untuk memimpin sebuah negara.

Pertanyaan lain adalah, apakah seorang Anis akan sepenuhnya loyal kepada Prabowo dan Gerinda setelah beliau menjadi orang nomor satu di DKI, sepertinya jawabannya akan tidak, karena sebagai orang yang lahir dan besar dilingkungan Jawa, Anis akan sangat memegang teguh Tatakrama, Sopan santun, Tatasusila atau dalam istilah jawa sebagai Unggah-Ungguh dalam tetap menjaga dan respect terhadap Jokowi, karena Jokowilah Anis bisa masuk dalam pusaran elite tingkat tinggi yang sebenarnya di negeri ini, yang sebelumnya hanya merupakan sebuah oase belaka yang beliau peroleh. Lalu apakah bisa dikatakan sebenarnya Anis adalah orangnya Jokowi yang ditempatkan sebagai bidak catur dalam meredam pasangan AHY yang telah rela melepaskan karir moncernya di TNI hanya karena sebuah jabatan Gubernur, Analisa ini bisa jadi menjadi benar, manakala kalau dilihat sahwat politik AHY untuk menjadi orang nomor satu di DKI tampak lebih jelas dengan harapan nantinya mempunyai tiket langsung menuju RI-1.

Jadi bagi Jokowi , Anis bukan menjadi ancaman, tetapi tetap menjadi mitra yang bisa dikendalikan di DKI, apalagi Anis harus banyak belajar dari Jokowi dalam mengelola sebuah provinsi khususnya DKI yang merupakan borometer nasional dari pengelolaan manajemen pemerintah daerah.

Lalu apakah kalangan Islam di DKI khususnya ormas2 seperti FPI,GMPF-MUI nantinya akan mendukung Prabowo seperti halmya dukungan kepada Anis. Agak sulit direalisasikan karena, Prabowo dianggap sebagai kalangan Islam abangan yg kabarnya menjadi  mualaf memeluk Islam ketika menikah dengan Titiek Soeharto pada Mei 1983.apalagi Prabowo lahir dari keluarga yang kebanyakan beragama nasrani Prabowo dianggap kurang fasih sebagai seorang Islam, sekalipun beliau telah menunaikan ibadah haji.

Keadaan ini sepertinya akan bisa membuat Prabowo kecewa untuk ketiga kalinya untuk dapat memenuhi syahwat politiknya menjadi orang nomor satu di negeri ini. Banyak saran dari kalangan elit khususnya dalam menghadapi persaingan global yang akan semakin ketat. Pemimpin negara yang  akan sukses membawa rakyatnya adalah pemimpin yang energik, jujur, inovatif, terbuka, mampu menerima dan membuat perubahan dan mempunyai gagasan besar tetapi tetap realistis,sertas yang tidak kalah penting yaitu tidak punya beban politik masa lalu.

Kreteria2 semacam ini sepertinya lebih banyak dimiliki oleh pemimpin2 generasi muda. Dan bila kita mengingat sejenak pernyataan  mantan Presiden BJ Habibi saat beliau menerima kunjungan Jokowi di tahun 2014, bahwa pemimpin Indonesia masa depan hendaknya mempunyai usia tidak lebih atau dibawah 60 tahun,

Dunia memang sudah melihat kelebihan pemimpin muda yang sukses dinegaranya sebut saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun