Mohon tunggu...
Benjamin Benneth Arfianto
Benjamin Benneth Arfianto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Menteng Raya

Seorang pelajar yang ingin mengetahui rahasia dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Z: Generasi Emas Indonesia yang Sudah Karatan?

10 November 2024   00:01 Diperbarui: 11 November 2024   08:17 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: ukmindonesia.id

Generasi stroberi, overthinking, lembek, lemah, dan bahkan pengangguran. Itulah yang menjadi definisi bagi sebagian generasi senior terhadap generasi muda Indonesia, khususnya generasi Z. Generasi yang juga akan menjadi masa depan bangsa, namun sepertinya sudah redup sebelum bercahaya. Apakah ini realita masa depan generasi Z?

Tahun 2045 Indonesia Emas, itulah tujuan nasional bangsa ini bagi generasi muda Indonesia. Salah satu generasi yang disorot untuk menjamin masa emas itu adalah generasi Z yang lahir di tahun 1997-2012. Sayangnya, hari-hari ini gen Z mendapatkan portofolio yang tidak memuaskan. 

Mereka dikenal sebagai generasi yang justru menurun dalam hal kualitas individu, dan bahkan cenderung sudah mulai dihindari oleh beberapa kelompok tertentu. 

Hal ini disebabkan karena generasi Z identik dengan kebiasaan yang malas-malasan namun mudah lelah secara emosi dan lembek dalam menghadapi tekanan yang terlihat dengan kesulitan menerima kritik. Mereka juga dianggap terlalu bergantung pada teknologi dan media sosial seakan-akan menjadi pusat dari kehidupan generasi ini.

Generasi Z selalu dianggap "kurang berkembang" dibanding dengan generasi sebelumnya, bukan hanya dalam konteks pengalaman kerja, namun juga dalam perkembangan sebagai individu. Meskipun generasi Z lebih mahir dalam hal teknologi, perkembangan zaman, dan berbagai tren terbaru, mereka justru dianggap terlalu terhisap dalam simulakra itu sehingga banyak orientasi pribadi yang berubah.

Dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya, baik itu generasi Y atau X, generasi Z memiliki kemandirian yang dianggap kurang karena mereka terlalu mengandalkan teknologi dalam hampir semua aspek kehidupan sehingga kurang bisa berpegang pada kemampuannya sendiri. 

Generasi Z cenderung lebih memperhatikan kesehatan mental dan self-care yang berujung pada perasaan yang terlalu sensitif. Lingkungan komunikasi secara daring juga menyebabkan generasi Z untuk mengalami hambatan dalam keterampilan interpersonal atau menghadapi situasi komunikasi yang formal di mana komunikasi terjadi secara tatap muka secara langsung.

Yang juga seringkali dibandingkan adalah bagaimana generasi sebelum generasi Z cenderung mempunyai mentalitas kerja yang lebih kuat, stabil, dan berorientasi panjang. Namun generasi Z lebih memilih fleksibilitas dalam pekerjaan dan ingin memiliki work life balance atau keseimbangan hidup dan hal ini bisa berarti berpindah-pindah pekerjaan dalam jangka panjang serta dianggap kurang berkembang dalam membangun karir yang solid.

Meski demikian, dengan seluruh sentimen negatif yang dilemparkan terhadap generasi Z, perlu diingat bahwa generasi ini tetaplah yang menjadi harapan bangsa. Sifat dan ciri generasi ini yang mungkin kurang cemerlang tidaklah menggantikan posisinya sebagai penerus bangsa yang bisa membawa Indonesia ke masa emasnya. 

Generasi Z dapat diumpamakan sebagai sebuah batu emas yang masih kasar, kotor, dan tergeletak di tanah. Batu emas yang mempunyai nilai mahal, namun masih perlu diolah dan dibersihkan untuk cemerlangnya bersinar.

Tidak perlu menunggu sampai bertahun-tahun, beberapa batu emas dari generasi Z sudah bisa kita lihat buktinya saat ini juga. Ada banyak generasi Z yang terlibat dalam pemanfaatan teknologi yang lebih besar, baik itu untuk mengatasi masalah lingkungan, sosial, pendidikan, dan masih banyak lagi. Kita bisa memulai dari Jerome Polin yang memakai platform Youtube untuk bisa membagikan konten edukatif mengenai pendidikan matematika dengan cara yang mudah dan menyenangkan. 

Bukan hanya memberi materi, Jerome juga menginsipari banyak anak muda di Indonesia, bahkan sampai generasi alfa ke bawah, untuk bisa terus menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan lebih maju agar Indonesia bisa punya generasi muda yang cerdas. 

Nama lain yang juga cukup terkenal dalam bidang politik adalah Tsamara Amany yang merupakan seorang politisi muda yang aktif dalam memperjuangkan isu-isu perempuan dan anak muda. Ia juga dipilih menjadi Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir dan Komisaris Independen PTPN. 

Itu hanyalah dua nama dari berbagai contoh generasi Z yang mampu menepis tuduhan negatif terhadap generasi ini yang dianggap hanya peduli terhadap hal-hal instan, namun sebenarnya justru generasi Z memiliki ketertarikan yang besar terhadap perubahan sosial dan ingin berkontribusi secara nyata.

Tapi perlu diingat lagi bahwa seberapa banyak pun anak generasi Z yang berhasil menoreh prestasi, selama stigma buruk terhadap generasi ini tidak dihilangkan, maka pertumbuhan dan perkembangan maksimal tidak akan bisa terjadi. 

Kekurangan dan kesalahan memang tidak akan bisa dihindarkan terutama oleh sebuah generasi yang masih sangat muda, namun itulah pelajaran hidup yang akan menjadi bahan bakar untuk generasi ini berkembang pesat dan memberi dampak besar bagi bangsa.

 Generasi yang lebih senior juga harus mengurangi perilaku menghakimi atau bahkan menjauhi generasi ini karena yang diperlukan oleh generasi muda Indonesia bukanlah kritikan pedas yang lebih banyak, melainkan dukungan, bimbingan, dan arahan dari orang-orang yang lebih berpengalaman sehingga anak-anak muda mampu tahu jalan hidup yang benar serta mengerti bahwa taruhan akan masa depan bangsa ada di punggung mereka.

Sebuah batu emas tidak akan menjadi barang berharga jika terus diinjak, dibiarkan tergeletak tanah, atau bahkan dijauhi karena nampaknya yang kotor setelah ditambang. Namun batu emas akan bernilai dan mahal harganya, bahkan sampai dikejar dan dicari orang-orang, setelah mendapatkan pembersihan dan pengolahan yang benar, sama dengan individu dari setiap generasi Z yang memiliki tambang emas tersembunyi di tiap diri mereka.  

Dengan permasalahan dunia yang tidak kian mereda, generasi Z harus mampu bisa terus berdiri tegak, melebarkan layarnya, menahan semua angin ujaran negatif, berusaha melawan arus dunia yang kian bertambah jahat, dan generasi ini harus bisa membuktikan bahwa mereka bisa diandalkan dalam membangun bangsa Indonesia yang lebih baik lagi. 

Biarlah semua generasi senior yang ada di atasnya juga memberikan dorongan yang kuat dalam membangun dan mengasah generasi muda yang kurang berpengalaman ini sehingga apa yang menjadi kesalahan mereka, bukan justru diperbesar dan dipermalukan di hadapan seluruh dunia, namun menjadi kaca refleksi dan dorongan untuk bisa menjadi generasi pemberi dampak sehingga bisa menyatakan dengan bangga mereka adalah sungguh-sungguh generasi emas Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun