Selain fokus gandum, dalam gaya orasinya seorang Megawati Soekarnoputeri, akan kita temukan fitur-fitur cerita/romantika gerakan atau semacamnya yang menghabiskan durasi waktu jika harus diulas kembali. Beliau memang tidak hanya menyebut gandum, ada sorgum, porang, dan segala macamnya. Tetapi silahkan putar ulang dan perhatikan dengan saksama rekaman orasi Megawati yang beredar di Youtube. Kita akan temukan poin yang menurut beliau harus diperhatikan oleh Bapak Presiden(?), yang karena disebabkan oleh pemilihan latar belakang krisis gandum menjadi terkesan dagelan politik, yaitu mendorong kebijakan fiskal instrumen pajak dan tariff terhadap impor gandum untuk disubsidikan penggunaan anggarannya kepada lembaga penelitian yang dipimpinya. Apa gak nyengir lu? Poin utama keputusan rakernas hanya dipertunjukkan untuk menegosiasikan politik transaksional di depan hadirin koalisinya.
Yo wes ben, bagaimanapun di kalangan masyarakat kekinian republik master chef pasti punya alasan selera maupun teknis penyajian kuliner dalam pemilihan gandum sebagai bahan baku makanan, oleh sebab itu strategi yang harus diterapkan seharusnya bukan mencari subtitusi gandum atau memaksakan varietas rekayasa genetika gandum supaya dapat tumbuh di Indonesia melampaui kehendak Tuhan YMK, sebab kedaulatan pangan itu sendiri artinya menjunjung prinsip-prinsip akal sehat mengenai otonomi masyarakat, integritas budaya, dan pengelolaan sistem pangan lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H