Mohon tunggu...
radbenitos
radbenitos Mohon Tunggu... Tutor - Nasionalis peranakan Batak-Jawa

Kawan anti nekolim. Dekmar. Kolom filsafat adalah kenyamanan bagi orang-orang woles maupun jalan ninja bagi clan Uchiha dan penggali sejarah ide.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Apa Hubungannya Krisis Gandum dengan Kedaulatan Pangan?

1 Oktober 2023   07:07 Diperbarui: 3 Oktober 2023   23:24 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain fokus gandum, dalam gaya orasinya seorang Megawati Soekarnoputeri, akan kita temukan fitur-fitur cerita/romantika gerakan atau semacamnya yang menghabiskan durasi waktu jika harus diulas kembali. Beliau memang tidak hanya menyebut gandum, ada sorgum, porang, dan segala macamnya. Tetapi silahkan putar ulang dan perhatikan dengan saksama rekaman orasi Megawati yang beredar di Youtube. Kita akan temukan poin yang menurut beliau harus diperhatikan oleh Bapak Presiden(?), yang karena disebabkan oleh pemilihan latar belakang krisis gandum menjadi terkesan dagelan politik, yaitu mendorong kebijakan fiskal instrumen pajak dan tariff terhadap impor gandum untuk disubsidikan penggunaan anggarannya kepada lembaga penelitian yang dipimpinya. Apa gak nyengir lu? Poin utama keputusan rakernas hanya dipertunjukkan untuk menegosiasikan politik transaksional di depan hadirin koalisinya.


Yo wes ben, bagaimanapun di kalangan masyarakat kekinian republik master chef pasti punya alasan selera maupun teknis penyajian kuliner dalam pemilihan gandum sebagai bahan baku makanan, oleh sebab itu strategi yang harus diterapkan seharusnya bukan mencari subtitusi gandum atau memaksakan varietas rekayasa genetika gandum supaya dapat tumbuh di Indonesia melampaui kehendak Tuhan YMK, sebab kedaulatan pangan itu sendiri artinya menjunjung prinsip-prinsip akal sehat mengenai otonomi masyarakat, integritas budaya, dan pengelolaan sistem pangan lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun