Outlook ke depan sebanyak 64% pebisnis asing mengindikasikan ASEAN akan menjadi semakin penting bagi operasional bisnis mereka. Sebanyak 50% bisnis asing juga mengindikasikan peningkatan investasi di ASEAN dalam 5 tahun ke depan. Faktor pendukung ekspansi bisnis asing di ASEAN termasuk pertumbuhan kelas menengah, perbaikan infratruktur, stabilitas politik dan ekonomi, EODB dan biaya produksi yang efisien.
Hasil FGD dengan Institusi Riset menunjukkan kebutuhan ASEAN untuk menghadapi isu-isu yang lebih sensitive dan kompleks. Penanganan NTM, streamline prosedur lintas batas, harmonisasi standar, integrasi perdagangan jasa dan MRA merupakan beberapa isu yang perlu diakselerasi.
Untuk meningkatkan daya saing dan partisipasi di Global Value Chain dibutuhkan investasi pada pembangunan sumber daya manusia dan inovasi, pemberlakuan Perjanjian RCEP dan kerja sama regulasi. ASEAN juga harus mengintensifkan pembahasan inklusivitas dan sustainability AEC.
- Â
- REKOMENDASI
Tema 1: Mengatasi isu overarching dan cross-cutting
- Memperkuat koordinasi dan mekanisme monitoring & evaluasi
- Membangun kerangka implementasi isu cross cutting yang terkonsolidasi
- Mengadopsi strategi Revolusi Industri 4.0 dan Transformasi Digital yang bersifat community-wide.
- Pendekatan yang terkoordinasi untuk meningkatkan partisipasi dalam GVC
- Mainstream Good Regulatory Practice
Tema 2: Memperkuat sentralitas dan daya tahan ASEAN
- Memajukan Agenda AEC di tengah keragaman
- Memperkuat Ekosistem Institusional ASEAN dan Penggunaan ASEAN Sekretariat.
- Memperdalam kerja sama sektoral melebihi soft cooperation
- Siap menghadapi isu-isu baru dengan dialog dan kerja sama
- Mengupayakan Keterlibatan Eksternal yang Proaktif dan Strategis
Tema 3: Menjaga Inklusivitas dan keberlanjutan AEC
- Menentukan Langkah menuju pembangunan yang lebih adil, inklusif dan berkelanjutan
- Memperkuat keterlibatan dan konsultasi dengan para pemangku kepentingan.
- MEMAJUKAN AEC: PULIH DAN MEMBANGUN BERSAMA
MTR merupakan momentum untuk meng-assess performa AEC selama 5 tahun sekaligus mengidentifikasi upaya untuk meningkatkan implementasi menuju 2025 dan rekalibrasi strategi yang diperlukan. Pemulihan pandemi covid-19 juga terbukti bukan sesuatu yang mudah sehingga implementasi AEC menjadi sebuah keharusan.Â
Temuan MTR dan pandemic covid-19 harus menjadi pembelajaran bersama menuju 2025 dan ke depannya terutama dalam memperbaiki collective action dan respons kebijakan untuk membangun ekonomi yang berdaya tahan.Â
Business-as-usual tidak bisa lagi dijalankan, pola kerja ASEAN harus lebih efektif dan sistematik dalam mengatasi isu yang multifaceted dan cross-cutting. Monitoring, reporting, dan follow up menjadi sebuah keharusan. Engagement dengan pemangku kepentingan menjadi kritikal dalam upaya bersama untuk memenuhi ekspektasi masyarakat ASEAN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H