Mohon tunggu...
Benito Rio Avianto
Benito Rio Avianto Mohon Tunggu... Dosen - Ekonom, Statistisi, Pengamat ASEAN, Alumni STIS dan UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Blogger, Conten Creator, You Tuber. Stay di Jakarta, tertarik dengan isu Ekonomi ASEAN dan perekonomian global. Aktif menulis di beberapa media. Menyukai pergaulan dan komunitas internasional. Berharap sumbangan pemikiran untuk kemaslahatan bangsa. Bersama Indonesia ASEAN kuat, bersama ASEAN Indonesia maju. https://www.youtube.com/watch?v=Y95_YN2Sysc

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyambut Rangking Dunia UGM, Kontribusi UGM Membangun Peradaban Bangsa dan Dunia

26 Juli 2022   15:57 Diperbarui: 26 Juli 2022   16:54 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendanaan UGM

Dalam menuju kampus terbaik di ASEAN, Asia, dan Insya Allah masuk jajaran elit kampus dunia, UGM memerlukan dukungan pendanaan yang memadai dari berbagai pihak utamanya pemerintah, termasuk dukungan dari Lembaga Dana Pengelola Pendidikan (LPDP). Pada pemberian beasiswa LPDP yang banyak mengirimkan mahasiswa Indonesia ke luar negeri misalnya, saya melihat cara seperti itu kurang efektif dan menghabiskan uang negara. Terlebih apabila bidang studi yang dipilih masuk dalam rumpun sosio-humaniora, yang sebenarnya bisa dipelajari di Indonesia. Alternatif lainya adalah mendatangkan pakarnya/profesor sehingga lebih banyak mahasiswa yang bisa belajar. Bahkan bidang studi sosio-humaniora UGM mendapatkan predikat terbaik di Indonesia versi pemeringkatan QS World University by Subject 2020.

Keenam bidang studi tersebut menempati peringkat satu di Indonesia adalah Arts & Humanities, Geography, Business & Management Studies, Development Studies, Law, serta Sociology. Selain itu, UGM juga masuk ke dalam jajaran 100 besar dunia untuk bidang Development Studies, serta 200 besar pada bidang Agriculture & Forestry, Modern Languages, Geography, dan Sociology. Fakta ini menunjukkan bahwa pegembangan ilmu sosio-humaniora telah cukup sukses di UGM dan sebaiknya dijadikan unggulan oleh LPDP.

Oleh karena itu, kebijakan pengambilan bidang studi dalam LPDP harus dievaluasi dan sebaiknya diarahkan pada bidang teknologi atau ilmu eksakta yang di Indonesia belum mampu melakukannya seperti pada bidang aerospace, kesatelitan, roket, yang bersifat teknologi tinggi dan belum banyak PT yang mampu mendirikan dan mengembangkannya.

Alangkah baiknya bila dana LPDP direformasi dengan mengalokasikan untuk pengembangan universitas yang memiliki reputasi dunia seperti yang telah dicapai UGM. Hal ini sebaiknya disertai perubahan cara pandang yang sangat membanggakan lulusan luar negeri yang belum tentu kampus tersebut punya reputasi global. Sebaiknya kita tidak terlalu silau dengan berbagai hal yang berbau luar negeri, sementara sesungguhnya di dalam negeri kita telah mempunyai kampus yang berkelas dunia.

Kampus seperti UGM selayaknya didukung dan didorong untuk terus maju sejajar atau bahkan mengungguli kampus di negara maju. Bahkan UGM seharusnya direkomendasikan bagi penerima beasiswa LDPD yang mengambil bidang sosio-humaiora untuk melanjutkan program master dan doktoralnya disana.

Pengembangan UGM ke Depan

Seperti uraian di atas, pengembangan teknologi tinggi, kecerdasan buatan dan industry 4.0 hendaklah menjadi prioritas UGM untuk menjadi center of excellent teknologi, selain tentunya bidang Sosio-humaniora yang selama ini menjadi unggulan UGM. Kemenangan Tim Narantaka yang merupakan bagian dari Gadjah Mada Aerospace Team (GMAT) UGM berhasil meraih 2nd place (peringkat dua dunia) pada United States Annual Student CanSat Competition 2020 merupakan prestasi bergengsi dan mejadi salah satu bukti bahwa UGM bisa menjadi pioneer dalam pengembangan teknologi tinggi. Tim Gama-Sat 1 sebagai tim Roket UGM, Gadjah Mada Robot Team (GMRT), serta tim-tim lainnya juga membuktikan kesiapan dan kemampuan UGM menyongsong era teknologi tinggi. Untuk itu dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset/BRIN sangat diperlukan bagi pengembangan UGM menuju universitas terbaik di ASEAN dan Asia.

Mengingat berkualitas dan beragamnya sumber daya dan keilmuan yang UGM miliki, maka sangat besar terjadi berbagai kolaborasi pada berbagai disiplin ilmu. Berbaurnya ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya akan terjadi di UGM sebagai taman ilmu pengetahuan untuk menghasilkan sebuah keunikan, local genius, local wisdom, dan daya tarik yang akan menyedot perhatian dunia untuk belajar ke UGM. Saya yakin akan semakin banyak mahasiswa asing belajar ke UGM, dan akan semakin banyak dosen UGM yang diiundang untuk mengajar diberbagai kampus dibelahan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun