Legacy Indonesia dalam Menjaga Keutuhan Wilayah Asia Tenggara
Timor Leste sangat berharap dapat bergabung dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun depan (2023) pada saat momentum Keketuaan ASEAN-Indonesia.Â
Bila hal ini terwujud, maka akan menjadi legacy bagi kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun 2023. Pemerintah Timor Leste menyatakan bahwa negaranya telah berusaha untuk memenuhi semua persyaratan untuk menjadi anggota terbaru ASEAN.Â
Hal tersebut disampaikan pada kunjungan Presiden Ramos Horta ke Indonesia, 19 Juli 2022. Ramos Horta berharap presiden Joko Widodo memberi dukungan dan memaksimalkan perannya sebagai ketua ASEAN tahun depan untuk mempercepat penerimaan Timor Timur sebagai anggota ke-11 ASEAN.
Timor Leste telah mengajukan keanggotaan ASEAN sejak 12 tahun yang lalu ketika Indonesia memegang kursi Keketuaan pada tahun 2011 di jaman Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun keinginan tersebut belum sepenuhnya mendapat persetujuan dari 10 Negara Anggota ASEAN, terutama mempertimbangkan kesiapan Timor Leste dari sisi ekonomi.Â
Pasalnya, dalam Piagam ASEAN menyatakan bahwa calon anggota harus diakui dan mendapat persetujuan oleh semua negara anggota.
Dilihat dari sisi kepentingan keamanan dan geopolitik, kedua faktor tersebut menjadi motivasi utama Timor Leste untuk bergabung dengan ASEAN.Â
Sebab, dengan bergabung di ASEAN, maka negara kecil seperti Timor Leste akan meningkatkan kapasitas ekonominya sekaligus memberikan kontribusi untuk memperbaiki risiko keamanan regional melalui pengaturan keamanan secara kolektif.
Timor Leste memandang keanggotaan ASEAN sebagai kesempatan penting untuk memajukan rekonsiliasi nasional dan konsolidasi perdamaian.Â
Selain itu, Timor Leste memandang ASEAN dapat menjadi jalur yang bermanfaat untuk memajukan rencana pembangunan ekonominya.
Negara tersebut juga berpotensi meraih manfaat ekonomi hingga 3 Trilliun Dollar AS dan memiliki basis pelanggan untuk perdagangan sebanyak 600 juta penduduk jika bisa bergabung ke ASEAN.
Dalam hal identitas regional, Timor Leste telah lama digambarkan sebagai bagian dari persimpangan geografis dan budaya antara wilayah Pasifik Selatan di timur, Asia Tenggara di barat, dan komunitas Lusophone yang muncul dari kolonialisme Portugis.
Sebagai salah satu bekas provinsi di Indonesia, Timor Leste juga termasuk ke dalam wilayah geografis yang dicakupi oleh ASEAN. Dengan demikian, Timor Leste yang merdeka memiliki klaim yang kuat sebagai bagian dari Asia Tenggara, dan meminta untuk seharusnya diperlakukan seperti yang lainnya.
Ada 3 (tiga) alasan Timor Leste bergabung dengan ASEAN
1. Untuk kepentingan Keamanan dan Geopolitik (aseanbriefing.com)
Kepentingan keamanan, ekonomi, dan geopolitik menjadi motivasi utama Timor Leste untuk bergabung dengan ASEAN.Â
Sebab, nilai yang dirasakan ASEAN untuk negara-negara kecil terletak pada kapasitasnya untuk memperbaiki risiko keamanan regional melalui pengaturan keamanan secara kolektif. ASEAN dalam hal ini berfungsi sebagai forum untuk mempromosikan kepentingan nasional dalam hal diskusi keamanan regional.
ASEAN sendiri dibangun atas 3 (tiga) pilar yakni ASEAN Political Security Community (APSC), ASEAN Economic Community (AEC), dan ASEAN Social-culture Community (ASCC).Â
APSC dibentuk untuk mempercepat kerja sama politik dan keamanan kawasan Asia Tenggara dan mewujudkan perdamaian di antara negara-negara di kawasan.Â
Kehadiran APSC diharapkan dapat menjadi pilar utama yang berguna sebagai instrumen yang mengkoordinir perdamaian untuk kawasan tersebut dalam menjawab tantangan global dari berbagai ancaman yang muncul.
2. Kemajuan dan Percepatan Perekonomian
Timor Leste memandang ASEAN dapat menjadi jalur yang bermanfaat untuk memajukan rencana pembangunan ekonominya.Â
Negara tersebut berpotensi meraih manfaat ekonomi hingga 3 Trilliun dollar AS dan memiliki basis pelanggan untuk perdagangan sebanyak lebih dari 600 (enam ratus) juta penduduk jika bisa bergabung ke ASEAN.Â
Dalam skala lebih luas, bahkan pasar ASEAN yang diperluas dengan terbentuknya Regional comprehensive Economic Partnership (RCEP), akan mempunyai pasar yang mencapai lebih dari 2 (dua) milyar penduduk.
Pada Pilar Ekonomi ASEAN (AEC) menyelenggarakan berbagai program ekonomi seperti inisiatif untuk integrasi ekonomi ASEAN, yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara negara-negara anggotanya.Â
Program ini akan memberikan Timor Leste akses yang signifikan ke pendanaan untuk pembangunan nasional. Selain itu, Timor Leste dapat meningkatkan kapasitasnya dalam standar perdagangan internasional karena ASEAN telah mengadopsi berbagai aturan main dalam organisasi perdagangan dunia (WTO).
Dengan terbentuknya ASEAN Free Trade Area (AFTA) tahun 2010 dan ditandatanginya RCEP tahun 2020, Timor Leste kemudahan ekspor dan ekspor baik dari 10 Negara anggota ASEAN, maupun 15 Negara anggota RCEP (ASEAN+ Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru).
Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menjadi kontributor terbesar tawaran Timor-Leste ke ASEAN dan WTO. ADB telah memberikan bantuan teknis kepada Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Timor Leste untuk mempelajari dan menganalisis semua kerangka kerja sama ekonomi ASEAN.Â
Mitra pembangunan lainnya seperti Korea Selatan, Indonesia, dan Selandia Baru juga memberikan dukungan dalam bentuk lokakarya dan seminar tentang AEC dan WTO bagi anggota kelompok kerja antar kementerian Timor Leste untuk aksesi ASEAN.
3. Mengklaim sebagai bagian dari Asia Tenggara sebagaimana Negara Anggota ASEAN lainnyaÂ
Upaya Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN mencerminkan posisi yang diinginkannya dalam eskalasi hubungan internasional.Â
Dalam hal identitas regional asia Tenggara, Timor Leste telah lama digambarkan sebagai bagian dari persimpangan geografis dan budaya antara wilayah Pasifik Selatan di timur, Asia Tenggara di barat, dan komunitas Lusophone yang muncul dari kolonialisme Portugis.
Sebagai salah satu bekas provinsi di Indonesia, Timor Leste juga termasuk ke dalam wilayah geografis yang dicakupi oleh ASEAN.Â
Dengan demikian, Timor Leste yang merdeka memiliki klaim yang kuat sebagai bagian dari Asia Tenggara, dan meminta untuk seharusnya diperlakukan seperti yang lainnya. Hal ini juga untuk menjaga keutuhan Asia Tenggara sebagaimana yang dicita-citakan ASEAN.
Rekomendasi
Keanggotaan Timor Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN tahun 2023 akan mencerminkan kekuatan Legacy Kepemimpinan di ASEAN, setelah 12 tahun Timor Leste berjuang untuk memenuhi persyaratn-persyaratan yang diminta.Â
Apalagi sebagai Negara yang pernah menjadi bagian dari provinsi di Indonesia, maka Leadership Indonesia tahun 2023 sebagai Ketua ASEAN akan mempercepat proses pembangunan dan kesejahteraan Timor Leste sebagaimana yang dulu pernah dialami oleh Negara-negara CMLV (Cambodia, Laos, Vietnam, dan Myanmar).Â
Memajukan Timor Leste adalah tanggung jawab ASEAN, termasuk Indonesia sebagai Negara terdekat. Â Tanpa kontribusi dan peran serta ASEAN, Timor Leste tidak berdaya untuk melepaskan diri sebagai salah satu negara termiskin di dunia, dan akan menjadi beban kemajuan Asia Tenggara.Â
Pada saat ini ASEAN telah memantapkan dirinya, hal itu terutama difokuskan pada perdamaian dan stabilitas politik.Â
Tetapi beberapa dekade kemudian, ASEAN memperluas konsentrasinya dengan melihat melampaui stabilitas politik, ke dalam apa yang paling penting pada aspek di dunia global saat ini yakni  integrasi ekonomi dan daya saing.
Menjadi bagian dari ASEAN akan semakin menjaga kemerdekaan dan kedaulatan Timor Leste sendiri, dan tentu saja, menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.Â
Di sisi lain, Timor Leste juga bisa menjadi jembatan antara ASEAN dan Pasifik. Pada saat yang sama, Timor Leste juga dapat berkontribusi di luar Asia Pasifik melalui hubungan dan mitranya sendiri.Â
Timor Leste dapat menghubungkan ASEAN dengan komunitas negara-negara berbahasa Portugis, CPLP Comunidade dos Pases de Lngua Portuguesa) , yang terletak di Afrika, Eropa dan Amerika Latin. Hal tersebut tentu saja akan memperkokoh ASEAN sekaligus menambah keunikan ASEAN sebagai sebuah kawasan.
Chairmanship Indonesia di ASEAN tahun 2023 dengan menerima keanggotaan Timor Leste akan menjaga menjaga keutuhan dan integrasi wilayah Asia Tenggara, sebagaimana cita-cita ASEAN yang merupakan Perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara. Â
Penerimaan keanggotaan Timor Leste tersebut juga akan menjadi legacy atas kepemimpinan Indonesia di ASEAN, mengingat peristiwa ini bersamaan pada 12 tahun yang lalu saat Timor Leste mengajukan aplikasi keanggotaan ASEAN saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN tahun 2011.Â
Selain itu, sebagai negara terbesar ASEAN dan terdekat dengan Timor Leste, Indonesia akan diuntungkan dengan semakin mudah dan lancarnya ekspor produk-produk Indonesia. Â
Berbagai bantuan dan peningkatan kapasitas lembaga internasional akan menggandeng Indonesia untuk memberikan peningkatan kapasitas bagi Timor Leste. Â Bersama ASEAN dan Indonesia Timor Leste akan maju, mari wujudkan. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H