Di bawah perintah Maha Patih Gadjah Mada (1313-1364 M), Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya dan menguasai banyak wilayah. Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh abad XIII-XV, wilayah kekuasaan Majapahit meliputi pulau-pulau di luar Jawa, Tumasik (Singapura), Semenanjung Malaya (Malaysia), Brunei Darussalam, dan Sebagian Filipina. Kalau diterjemahkan sekarang merupakan sebagian besar wilayah Association South of Asian Nations (ASEAN). Â Apabila ditelaah lebih lanjut, bahwa pada era Kejayaan Majapahit, kerajaan ini telah berhasil menguasai Sebagian besar wilayah ASEAN dan hal tersebut merupakan perwujudan Sumpah Palapa Gadjah Mada. Jadi Gadjah Mada sangat pantas bila disebut inspirator berdirinya ASEAN.
Menjelang Keketuaan ASEAN-Indonesia 2023, sangatlah pantas bahwa Maha Patih Gadjah Mada merupakan inspirator berdirinya ASEAN, sekaligus menjadi legacy atas kepemimpinan Indonesia tahun depan. Â Hal tersebut membuktikan bahwa ada benang merah atas perwujudan kekuasaan Majapahit abad ke-14 serta terwujudnya ASEAN saat ini, sehingga hal tersebut sekaligus membangkitkan rasa patriotis dan nasionalisme generasi muda.Â
Apalagi nama Gadjah Mada itu sendiri telah digunakan dan diabadikan sebagai nama universitas negeri tertua (19 Desember 1949) dan berkembang menjadi yang terbaik di Indonesia (QS WUR 2023) yaitu Unversitas Gadjah Mada (UGM). Â UGM merupakan universitas pertama yang didirikan oleh pemerintah paska kemerdekaan. Â Kedua kebanggaan ini yaitu ASEAN dan Gadjah Mada diharapkan semakin mengangkat legacy Indonesia di mata internasional. Â Â
Kesimpulan dan rekomendasi
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gadjah Mada, Maha Patih Kerajaan Majapahit, adalah perwujudan penyatuan Nusantara yang wilayahnya meliputi sebagian besar wilayah ASEAN yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Filipina setara dengan 56% luas ASEAN). Â Mempertimbangkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa embrio terbentuknya ASEAN telah di mulai pada era Kejayaan Majapahit pada abad ke-14 M. Hal ini akan menjadi kebanggaan bagi Indonesia sebagai negara terluas di ASEAN, sekaligus berpotensi menjadi legacy pada momen Keketuaan ASEAN mendatang.
Universitas Gadjah Mada (UGM) selaku perguruan tinggi yang mengusung nama Gadjah Mada sebagai identitasnya, hendaklah dapat mengambil momentum strategis dalam Keketuaan ASEAN-Indonesia tahun 2023. Â Tahun dimana ASEAN dan dunia tengah berjuang dari pemulihan paska pandemi, terjadinya krisis pangan, dan energi, serta instabilitas akibat Perang Rusia-Ukraina. Â UGM sebagai kampus yang mempunyai keluasan disiplin ilmu (the Most Comprehensive University) dapat berperan memberikan kontribusi dan rekomendasi atas Prioritas Capaian Ekonomi (Priorities Economic Deliverables/PEDs) yang akan diusung Indonesia tahun depan.
Selain itu, rarasi Majapahit dan Gajah Mada sebagai embrio lahirnya ASEAN dapat dijadikan materi promosi pada Keketuaan ASEAN-Indonesia 2023. UGM dapat menyuarakan hal tersebut dalam berbagai forum, apalagi hal ini juga ditunjang dengan telah berdirinya ASEAN Study Center (ASC) UGM. Bersama Indonesia ASEAN kuat, bersama ASEAN Indobesia maju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI