Â
Â
Sources   ASEAN Macro-economic Database, ASEAN Merchandise Trade Statistics Database, ASEAN Foreign Direct Investment Statistics Database
Â
Terdapat beberapa indikator makro ekonomi untuk melihat kemajuan/kondisi suatu negara/kawasan. Â Pada artikel kali oini, penulis memilih 4 indikator ekonomi makro yang dapat menggambarkan kondisi perekonomian suatu negara yakni pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan penanaman modal asing (PMA). Keempat indikator tersebut diharapkan dapat memberi informasi keterbandingan antara AMS.
4.1. Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Sekretariat ASEAN tahun 2023, pada tahun 2021 wilayah ASEAN memliki tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 3,4%. Â Pertumbuhan ekonomi dapat dimaknai naiknya pendapatan dari munculnya kenaikan produksi barang dan jasa. Â Pertumbuhan ekonomi ASEAN sebesar 3,4% dapat dimaknai terjadinya kenaikan pendapatan ASEAN sebesar 3.4% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2020.Â
Dari 10 AMS, Singapura memeliki pertumbuhan ekonomi tertinggi mencapai 7,6%, diikuti oleh Filipina sebesar 5,6%, dan Indonesia pada posisi ketiga sebesar 3,7%. Â Myanmar mengalami konstraksi ekonomi dengan tumbuh negatif sebesar 5,9% yang kemungkinan diakibatkan krisis politik, diikuti Brunei Darussalam yang juga tumbuh negatif sebesar 1,6%, dan Thailand yang tumbuh 1,5%. Â Negara Anggota ASEAN lainnya seperti Malaysia, Laos, Kamboja, Â dan Vietnam tumbuh dikisaran 2-3%
Melihat kondisi pertumbuhan ekonomi tersebut, Indonesia sebaiknya mesin pertumbuhan ekonominya dengan meningkatkan aktivitas ekonominya yang mempunyai nilai tambah (value add). Sektor andalan ekspor Indonesia seperti otomotif, tekstil, komponen kendaraan bermotor dan furniture, selain komoditas seperti sawit, udang, kopi, karet, dan kakao, perlu terus menerus ditingkatkan nilai tambahnya.
4.2. Tingkat Inflasi
Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus sehubungan dengan mekanisme pasar yang dipengaruhi banyak faktor, seperti peningkatan konsumsi masyarakat, likuiditas di pasar yang berlebih sehingga memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, hingga ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi merupakan indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan inflasi dianggap terjadi apabila proses kenaikan harga berlangsung terus-menerus dan saling berpengaruh satu sama lain. Terdapat banyak cara untuk mengukur laju inflasi, namun dua cara yang paling sering digunakan adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Deflator PDB.