Mohon tunggu...
Benito Rio Avianto2
Benito Rio Avianto2 Mohon Tunggu... Guru - Dosen MK Statistika, Ekonomi indonesia, Metodologi Penelitian, & Metode Penelitian Kuantitatif

Love to share some issues on ASEAN, economy, humanity, palm oil, statistics

Selanjutnya

Tutup

Nature

Monitoring Dana Replanting Sawit Menggunakan Teknologi Citra Berbasis Satelit dan ReRemote Sensing Berbasis GeoAI

19 Desember 2022   11:15 Diperbarui: 19 Desember 2022   11:33 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Replanting juga berguna untuk memperbaiki tingkat kerapatan tanaman, terutama jika jumlah tanamannya di bawah 80 pohon/hektare. Foto citra satelit di Kabupaten Rokan Hilir, Sumatera Selatan, menggambarkan pola tanam PSR cenderung tidak berpola dan berantakan. Akan tetapi, replanting yang baik harus direncanakan sedemikian rupa secara bergilir dalam satu kebun, sehingga pasokan ke pabrik pengolahan tidak terganggu.

BPDPKS ditugaskan untuk menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana sawit untuk meningkatkan kinerja sektor sawit Indonesia. Penyaluran dana sawit didasarkan pada Perpres No. 61/2015 jo. Perpres No.66/2018 di antaranya adalah untuk peremajaan perkebunan kelapa sawit. Peremajaan kebun kelapa sawit pekebun ini dilaksanakan secara bertahap di seluruh provinsi penghasil kelapa sawit. Kementerian Pertanian menargetkan peremajaan sawit sebesar 180.000 Ha pada 2021, seperti target 2020 dan 2022 mendatang, sedangkan potensi peremajaan sawit rakyat mencapai sekitar 2,78 juta ha dari total luasan sawit rakyat 6,94 juta Ha. Dalam program ini BPDPKS menyalurkan bantuan dana kepada pekebun rakyat peserta PSR sebesar Rp30 juta per ha/pekebun.

 

Monitoring Dana Replanting Sawit Rakyat

Monitoring dana replanting sawit adalah hal mendesak yang perlu dilakukan oleh BPDPKS selaku otoritas pengelola dana sawit. Akuntabilitas dana replanting juga menjadi sorotan oleh pihak kejaksaan. Pertanyaan besar menyertai penyaluran dana replanting, apakah dana tersebut sesuai peruntukkannya untuk peremajaan sawit? Apakah pekebun rakyat sudah sesuai skema dana replanting tersebut? Bagaimana cara memonitornya? Apakah telah terjadi penbingkatan produktivitas produksi kelapa sawit akibat penyaluran dana replanting? Beberapa pertanyaan penting tersebut perlu dijawab mengingat lahan petani sawit rakyat mencapai 39% atau setara 6,4 juta Ha.

BPDPKS melaporkan sejak tahun 2016 s.d. April 2021, realisasi penyaluran dana PSR sebesar Rp5,93 Triliun untuk luasan 220.226 Ha, dengan realisasi tanam sekitar 45%. Program PSR melibatkan 96.122 pekebun. Dari seluruh realisasi tersebut, sepenuhnya masih menggunakan pembiayaan dari program dana PSR BPDPKS (eksisting). Sementara itu BPDPKS mentargetkan dana replanting tersalur untuk 180.000 Ha per tahun.

Dari luasan perkebunan sawit rakyat (PSR) yang mencapai 6,4 juta Ha, baru 0,22 juta Ha atau baru 3,4% yang mampu dibiayai oleh program replanting sawit BPDPKS. Meskipun baru mengcover 4,3% PSR, namun dana yang terserap mencapai Rp 5,93 trilyun.  Untuk itu diperlukan suatu cara untuk memonitor penggunaan dana tersebut apakah sudah tepat penggunaannya untuk replanting sawit. Dalam tulisan ini saya menawarkan terobosan dan inovasi penggunaan foto citra satelit dan remote sensing untuk memonitor penggunaan dana replanting sawit. Hal ini sekaligus menjadi penanda manajemen kelapa sawit dan diintegrasikan dengan penggunaan high-end technology.

Teknologi Berbasis Foto Citra Satelit dan Remote Sensing dengan GeoAI

Monitoring penyaluran dana replanting dapat dilakukan melalui penggunaan teknologi foto citra atelit dan remote sensing untuk memantau suatu area yang menjadi sasaran replanting. Pemantauan melalui foto udara serta penggunaan aplikasi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dapat melihat/memastikan apakah peremajaan sawit rakyat/replanting terpantau kemajuannya (progress) dan telah dilaksanakan sesuai tahapan.

Pengumpulan data statistik yang paling banyak diadopsi masih menggunakan metode konvensional, yaitu survei lapangan, yang sangat bergantung pada jumlah sumber daya manusia yang besar, biaya, waktu pemrosesan, dan kesulitan menjangkau daerah terpencil. Penginderaan jauh menggunakan citra satelit dan UAV dapat menjadi alternatif dalam pengumpulan data karena keunggulannya yang berbeda dengan tenaga kerja yang lebih efisien, biaya yang terjangkau, waktu update yang lebih singkat, dan cakupan wilayah yang sulit dijangkau.

Pemantauan tanaman sawit melalui foto citra stalit dan remote sensing ini sudah dilakukan pada wilayah Kabupaten Rokan Hilir, Sumatera Selatan menggunakan data dan foto dari BRIN dan LAPAN (Yoga Cahya Putra et.al 2022).  Pada pendekatan ini, di dapat identifikasi pola pohon sawit rakyat (PSR) dan negara (PTPN), serta ciri tajuk sawit tersebut. Dari pola dan warna tajuk, dapat dikembangkan identifikasi umur tanaman, produktifitas tanaman, serta sebarannya.  Ketiga karakteristik tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk memantau program replanting sawit BPDPKS, selain pemantauan lapangan seperti yang sudah digunakan selama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun