Kementerian Koperasi dan UMKM (Kemenkop UMKM) menyambut baik kehadiran Tiktok Academy yang akan dibuka di Indonesia, dan menyatakan bahwa pengembangan UMKM adalah kerja bersama semua kalangan.
"Pemerintah tidak bisa kerja sendiri, kami perlu dukungan dari kalangan swasta, dari LSM, media dan berbagai pihak yang lain,"demikian  Dra. Dwi Andriani Sulistyowati, M.AB. Asisten Deputi Pengembangan SDM Kemenkop UMKM, dalam silaturahmi bersama RumahKarya.id yang berinisiatif mengembangkan Tiktok Shopping Partner di Indonesia.
Secara khusus Dwi Andriani juga menanggapi positif kerjasama dengan luar negeri dalam pengembangan UKM, yang dilakukan Rumahkarya.id. "Cerita sukses dari negara lain, dapat diduplikasi untuk mengembangkan UKM di Indonesia," demikian Dwi Adriani.
Sejumlah pengusaha Malaysia, UKM Malaysia, serta Tiktok Partner dari negara jiran tersebut hadir dalam silaturahmi ini.
Malaysia sudah terlebih dahulu melakukan pengembangan pasar UKM melalui TSP (Tiktok Shopping Partner).
Secara Statistik Menjanjikan
Studi yang pernah dilakukan Bangkok Post (2021) terhadap perkembangan Titktok di Asean mengungkapkan bahwa konten layanan keuangan melonjak 6.780 kali. Secara total, Bangkok Post melansir lebih dari 240 juta pengguna Tiktok di ASEAN. Dari jumlah itu , 99,1 juta atau 42% pengguna aktif Tiktok ASEAN berada di Indonesia.
Sebagai perbandingan, menurut dataindonesia.id, Vietnam tercatat memiliki 45,8 pengguna aktif TikTok, di Filipina 40,4 juta orang, di Thailand ada 38,4 juta, sedangkan di Malaysia 16 juta. Indonesia adalah pengguna terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat dengan 136,4 juta pengguna.
Dari sisi pengembangan UKM prosentase pengguna platform online di kalangan UMKM masih sedikit. Jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 59,2 juta pelaku. Menurut catatan Kemenkop UKM, yang sudah memanfaatkan platform online dalam memasarkan produknya baru sebanyak 3,79 juta atau 6,9%.