Mohon tunggu...
Benita SalsabillaGunawan
Benita SalsabillaGunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis STIAMAK Barunawati Surabaya

Ada yang lebih penting dari mencapai target dalam hidup yakni mensyukuri apa yang telah di dapat @benitasalsa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Merantau Itu Tak Seindah Bayangan Kita Sendiri

16 Oktober 2020   12:32 Diperbarui: 23 Oktober 2020   06:08 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Benita Salsabilla Gunawan

Nah sesuai judul diatas saya akan menceritakan gimana sih kehidupan anak merantau jauh dari sanak keluarga dan biaya yang dikeluarkan itu apa ajaa yaa. 

Sebenernya sih saya agak bingung untuk memceritakan hal tersebut karena saya belum pernah merasakan hidup merantau di kota orang apalagi kota besar hufttt dibayangin aja udah engga kuat dan pastinya ribet. 

Tetapi tidak usah panik kebetulan saya punya teman yaa bisa dibilang sahabatlah yang menjalani kesehariannya sendiri atau biasa disebut merantau. Dia asli Kediri yang saya tau makanan khas disana itu pecel ya.. atau apa sih makanan khasnya saya juga engga begitu paham hahaha. 

Dia cerita kalau merantau itu engga enak, udaranya yang panas dan macet. Dibandingkan di Kediri yang mempunyai udara sejuk kerena belum begitu terkena polusi. Tetapi karena dia ingin membahagiakan kedua orangtuanya serta keluarga, dia rela merantau karena tujuan utamanya adalah bekerja dan kuliah. Dia bekerja di salah satu anak perusahaan pelindo tepatnya di BJTI

Oh iya, dia juga cerita tentang biaya hidup pada saat merantau loh yang kita bahas di awal tadi. Nah berikut biaya yang dikeluarkan dia selama merantau.                                                                                        

  1. Biaya Kost                                        

Kebetulan dia ngekost di deket rumah saya tapi buat berapa jaraknya saya tidak seberapa paham karena saya hanya tau gangnya aja sih hehe. Dia sempat cerita kalau kost di daerah sini harganya cukup terjangkau sama seperti kost di daerah kampus-kampus gitu. Biaya sewa kost perbulan Rp. 350.000. Termasuk murah sih yaa kalo dihitung-hitung.

  1. Biaya Makan dan Minum

Untuk biaya makan sih relatif murah kalau pintar-pintarannya nyari tempatnya juga. Buat makan itu maksimal sehari Rp. 25.000 karena dia dapat makan juga dari tempat kerja, lumayanlah meminimalisir pengeluaran. Masalah minum dia sedia galon di kost supaya hemat, juga engga dikit-dikit beli air minum di luar.

  1. Biaya Transportasi

Dari hasil kerja dia bisa beli motor lohh jadi gausah capek-capek naik kendaraan umum. Biaya yang dikeluarkan untuk beli bensin itu seminggu Rp. 50.000. Dia jarang keluar jadi  bensinnya hemat deeh.

  1. Biaya Angsuran + SPP Kuliah

Selain biaya untuk sehari-hari dia juga bayar angsuran tapi saya gatau tepatnya angsuran apa yang dibayar serta uang SPP kuliah. Jika ditotal sekitar Rp. 1.400.000. Lumayan banyak yaa pengeluarannya. 

  1. Biaya Transfer Orangtua

Setiap bulannya dia rajin transfer untuk ibu dan bapaknya yang ada di Kediri. Dia itu termasuk anak yang berbakti sama orangtuanya hehe. Biayanya sekitar Rp. 500.000.

  1. Biaya Tak Terduga

Biaya ini merupakan biaya yang keadaannya mendesak atau mendadak seperti  sakit, main dll. Biaya yang dipersiapkan sekitar Rp.500.000.

Nahh itu pengeluaran sehari-hari teman saya selama merantau. Lumayan juga ya kalau dihitung-hitung bisa jutaan, dan untungnya dia kerja jadi tidak begitu merepotkan keluarganya yang di kampung. 

Saya kagum melihat kemandirian teman saya ini dia tidak pernah mengeluh membagi waktu antara bekerja dan kuliah. Serta gajinyapun dia kirim kepada ibu dan bapaknya walaupun belum seberapa.  

Dari artikel yang saya tulis bisa disimpulkan bahwa kehidupan anak merantau itu sangat berat tidak sesuai yang kita bayangkan. Untuk teman-teman yang ingin merantau di kota-kota besar harus menyiapkan mental serta menyiapkan budget awal untuk kehidupan pertama di kota serta memenuhi kebutuhan sehari-hari. Itulah sedikit cerita saya tentang kehidupan merantau semoga dapat memotivasi teman-teman.

See u teman-teman, bye-bye.    

 (Benita Salsabilla G-Stiamak Barunawati, www.stiamak.ac.id, 20.10.2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun