Felix membaca puisi dengan lantang, Â sampai ibunya yang memasak di dapur kaget takterkira.Â
"Felix, Â kenapa, Nak?"
"Berpuisi, Bu."
"Tapi gak perlu teriak begitu."
"Ini adalah suara hati yang terdalam."
Melihat situasi kurang bagus pada diri Felix segera Ibu mengajak memasak agar hatinya tidak galau karena tahun ini masih batal berkemah, ketika pandemi menyerang.Â
Ibu berusaha membujuk dan mencari akal agar anak lelaki semata wayangnya tetap gembira di hari Pramuka tanpa kemah di sekolah.Â
"Felix, Â bagaimana kalau kamu berkemah di halaman dengan temanmu."
"Nanti kalau rumputnya rusak, Â ayah marah, Â kan gak asik."
"Nanti ibu minta izin sama Ayah, Â jangan kuatir."
Felix pun tersenyum sumringah, setelah membantu ibunya memasak dia segera pamit mengajak teman-temannya untuk berkemah di halaman rumahnya.Â