Keberadaan cerita rakyat adalah sebagai tolak ukur sebuah budaya. Tidak hanya di negeri ini saja di luar negeripun hingga saat ini cerita rakyat masih menjadi ikon baik asal usul suatu daerah atau mitos tentang suatu kejadian. Bahkan ada yang melegenda hingga saat ini. Meninggalkan jejak sejarah baik dalam bentuk bangunan, sungai, bukit atau sebuah tempat.
Cerita rakyat bertujuan sebagai penyampai sejarah ada yang berdasar peristiwa nyata ada yang bersifat dongeng, yang berisi ajaran moral. Seperti salah satu kisah dari Jawa Timur ini, Gunung Arjuno, ternyata ada riwayatnya mengapa gunung itu dinamakan Arjuno, seperti nama tokoh tampan dan gagah berani dalam pewayangan. Gunung Arjuno adalah satu-satunya gunung aktif yang masih istirahat, merupakan gunung tertinggi ke tiga di Jawa Timur ini menyimpan kisah menarik penuh ajaran budi pekerti.
Legenda Gunung Arjuno
Nama Arjuno menempwl pada gunung ini berdasar cerita turun temurun dan bukti situs di sekitar kaki gunung. Padamasa itu Arjuno sedang bertapa atau bersemadi di puncak gunung, karena begitu saktinya hingga tubuhnya memancarkan cahaya sampai menembus langit.
Sinar yang menembus langit membuat heboh di negeri kayangan, hingga para Batara merasa was-was dan ketar-ketir. Diutuslah pengganggu untuk membangunkan Arjuno dari pertapaannya, namun gagal, maka Batara guru mengutus Batara Narada, masih juga tidak mempan. Pada akhirnya mengutus Batara Ismaya yang terkenal dengan nama Semar agar Arjuno menghentikan pertapaannya.
Batara Semar bersama Togog mencari cara untuk membangunkan Arjuno, karena sinar yang dia pancarkan sangat mengganggu negeri Kahyangan. Maka jalan satu-satunya memotong pucuk dari Gunung Arjuno hingga putus dan terlempar, suaranya yang menggelegar membuat Arjuno terbangun.
Seketika itu Batara Semar menyampaikan perintah Batara Guru agar Arjuno menghentikan semedinya karena sinar yang dipancarkan dari tubuhnya mengguncang langit. Pada awalnya Arjuno menolak, namun atas ketegasan dan kesabaran Batara Ismaya atau Semar maka Arjuno mau mematuhi untuk menghentikan pertapaannya.
Sejak itu nama gunung menjadi Arjuno dan nama potongan pucuk gunung yang terlempar menjadi Gunung Wukir. Gunung Arjuno berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan. Begitulah cerita rakyat tentang Gunung itu yang saya ingat ketika kecil dulu dan saya kira sebagai jelmaan dari Arjuno.
Ternyata dibalik cerita rakyat, Gunung Arjuno menyimpan mitos dan kisah mistis lainnya.
Seorang mendiang tetangga saya yang bernama Mak Tuna, selalu berdoa di kaki Gunung Arjuno. Dia mengisahkan bertemu Eyang dan memohon agar diberi kemudahan dan keselamatan.
Berjam-jam saya mendengarkan kisahnya, dia berjalan kaki untuk sampai ke tempat pemujaan karena tidak ada angkutan umum. Ternyata di kaki Gunung Arjuno memang ada situs peninggalan yang berupa:
* Goa, konon dijaga oleh ular naga
* candi
* situs Eyang Semar, Eyang Sekutrem, Eyang Abiyoso, dan berbagai situs lainnya
Tempat ini pun diduga merupakan petilasan kerajaan Majapahit dan Singosari serta sebagai tempat pemujaan para penganutnya. Jadi siapapun yang melintas daerah itu atau pun mendaki gunung tidak boleh bertindak sembarangan. Masyarakatpun mengakui masih ada yang menjaga petilasan tersebut, termasuk Bambang Wisanggeni anak Arjuno.
Di bagian tengah lereng gunung banyak tempat-tempat mistis salah satunya adalah alas lali jiwo, Pak Lik saya pernah hilang beberapa hari di sana ketika mendaki sendirian di masa mudanya. Entah bagaimana ceritanya di alam lain, beberapa hari kemudian sudah berada di kaki gunung di jalan arah pulang di Lawang. Dia masih merahasiakan apa yang sudah dialami sampai saat ini.
Dari yang saya sampaikan di atas, pesan moral yang bisa dipetik dari cerita rakyat Gunung Arjuno,
1. Kepatuhan membawa ketentraman
2. Harus rendah hati, tidak boleh congkak dan sombong atas keberhasilan atau kekuatan yang dimiliki
3. Ketekunan dan kesabaran menghadapi masalah
Demikian tulisan singkat saya tentang cerita rakyat Gunung Arjuno, semoga menambah khasanah pengetahuan dan budaya.
Salam
Malang, 10012021
Swarna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H