Ternyata di kota saya mungkin juga di daerah lain menjadi wahana baru ketika hujan, yaitu wisata air gratis (baca:banjir). Bagaimana tidak? Ada beberapa titik di wilayah kota yang menjadi langganan banjir.
Pernah sebuah rumah makan terkenal terendam.
Mengapa demikian?
Masyarakat sudah pada pandai, cerdas, pasti sudah tahu jawabannya.
Banyak perumahan, pembuangan atau saluran air disepelehkan, masyarakat masih setia membuang sampah di sungai, banyak endapan pasir dan lumpur sehingga sungai dangkal.
Di dataran tinggi pembangunan, tiada henti, tanaman yang tadinya banyak dan mampu menyerap air sudah jarang ditemui. Dan air pun meluncur bebas.
Ada yang seru di kotaku beberapa minggu lalu, menjelang akhir tahun ada hadiah istimewa di kawasan yang akan dijadikan icon kota sebagai kenangan, seketika saat hujan deras menjadi genangan. Banyak komentar netizen yang protes dan menyayangkan hal itu terjadi.
Pembangunan untuk memperindah yang dikebut dalam beberapa minggu menjadi catatan kurang elok. Saya sempat bertanya pada teman yang tinggal tepat di wilayah itu, bahwa tidak pernah terjadi banjir sebelumnya, setelah dibangun menjadi genangan yang patut dikenang.
Semoga semua bisa segera dibenahi.
Beberapa saran ketika musim hujan tiba
1. Bila langit sudah mendung pekat dan sedang berada di tanah lapang atau sawah segera pulang walau air belum turun, jangan menunda-nunda. Karena bisa tersambar petir
2. Berteduhlah di halte atau emper toko, bukan di bawah pohon, sangat berbahaya ketika hujan disertai angin kencang dan petir, apa lagi bila terjadi hujan es yang besar butirannya.
4. Jika ingin menikmati hujan bersama anak-anak, lakukan dengan aman, ketika hujan tidak terlalu deras, memakai sepatu boot dan jas hujan. Tapi bagi beberapa anak tubuh langsung terguyur hujan itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Mandi air hangat setelah main hujan agar tidak sakit, dan segera minum minuman hangat.
5. Melakukan kegiatan positif di rumah, seperti bermain bersama keluarga, memasak, menikmati kue dan teh hangat sambil melihat hujan.