6 tahapan di atas sebenarnya bisa dilakukan orang tua di rumah dengan selalu mengamati
perkembangannya dan melihat apa yang paling dominan dalam keseharian yang ditampakkan. Menyanyi atau bermain musik atau berolahraga.
Kembali belajar dari rumah jangan sampai meyurutkan semangat orang tua dan buah hati.
Bila ada pertanyaan, apakah belajar dari rumah bisa mengoptimalkan kemampuan mereka?
Melihat dari kenyataan di sekitar saya belum bisa menjawab dengan pasti, karena masih banyak orang tua yang belum siap, sebenarnya paham namun masih banyak kesukaran dari pada kemudahan saat menemani belajar. Beberapa orang tua menceritakan bahwa anaknya lebih patuh bila diajar gurunya daripada dengan orang tua.
Selama orang tua masih memperlakukan buah hati mereka sesuai dengan perkembangan usianya maka tidak perlu merasa khawatir, lakukan selalu kegiatan yang menyenangkan, bermain sambil belajar.
Ajari anak untuk semangat belajar tanpa merasa lelah
Semua tahu kebutuhan anak-anak adalah bermain, bila bermain sekadarnya pasti mereka dapatkan dari lingkungan rumah, namun bermain dengan belajar yang terkoordinir tentu tidak mereka dapatkan. Sebelum pandemi kegiatan bermain sambil belajar akan selalu dirasakan anak-anak setiap hari, bahkan ada jadwal untuk wisata belajar ke sebuah tempat.
Mungkin wisata virtual bisa sedikit mengobati tapi tidak akan terbangun rasa suka cita seperti melihat dan belajar langsung di lokasi. Ajaklah anak belajar dari yang ada di sekitar rumah.
Oleh karena itu kerjasama antara lembaga dan orang tua sangat diperlukan agar program pembelajaran tuntas, kebutuhan belajar buah hati juga terpenuhi.
Walau saat ini gawai sudah benar-benar ada di genggaman semoga membawa kebaikan untuk perkembangan buah hati mereka.
Ayah dan Bunda, persiapkan diri dan ananda saat kembali belajar dalam jarak jauh tahap ke dua, eh di semester dua.