Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menilik Fakta Penyebab Perceraian

7 September 2020   15:00 Diperbarui: 7 September 2020   14:54 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesabar-sabarnya manusia pasti ada batasnya. 

6. Ekonomi

Ekonomi yang tidak stabil tidak jarang menjadi pemicu perceraian, peran lelaki harus benar-benar sebagai jagoan yang bisa mengayomi rumah tangga dan segala kebutuhannya.

Perceraian memang dibenci oleh Allah,  tapi diperbolehkan. Namun bukan berarti terus bisa seenaknya sendiri kawin cerai. Sungguh sangat prihatin sebagai pemirsa yang tidak sengaja melihat atau mendengar peristiwa sebuah perceraian itu, sebenarnya semua menjadi korban, yaitu korban keegoisan, korban sosialita, korban nafsu, korban media. 

Apakah perceraian itu sebuah takdir? Entahlah,  bisa takdir bisa pilihan. Tapi yang lebih mengenaskan adalah bila sudah mempunyai anak, mereka tidak mengerti namun merasakan akibatnya, bisa terguncang hati dan psikisnya. Keceriaan masa kanak-kanak bisa suram dan meninggalkan trauma pastinya.

Awal pernikahan tentu diwarnai idealisme akan abadi sampai tua hingga maut memisahkan. Namun bila di tengah jalan terjadi topan badai yang menghantam dan memporak porandakan,  mau bagaimana lagi.

Maka dari itu sebelum melangkah pada kehidupan bersama pasangan, pikirkan baik-baik segala kemungkinan saat mengarungi bahtera rumah tangga. Komunikasi yang indah sangat dibutuhkan ketika jalan bersama. Karena pernikahan itu sakral. 

Malang,  07092020

Swarnahati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun