Belasan tahun lalu dia hadir untuk menawarkan diri sebagai teman karib dengan tanpa janji
Bisa jadi sekedar bersama, bertegur sapa atau memberi ucapan selamat pagi dan selamat malam
Membuka pintu dan jendela rumah
Menyapu halaman
Kadang menjerang air atau menanak nasi
Semua dia lakukan dengan hati yang tak dapat kuterjemahkan
Aku rasa ini akan menjadi puisi kehidupan terpanjang
Yang menarik mereka perbincangkan di depan abang tukang sayur
Bahkan ketika sarapan
Tahun-tahun berikutnya ada yang datang dan pergi silih berganti
Hanya sekedar menyapa helo dan apa kabar
Ketertarikan sesaat, penuh basa basi
Lalu menghilang dan pergi
Aku bukan awan putih yang indah di langit biru
Atau padi yang menghijau bagai permadani
Aku hanya sekelumit cerita dalam linimasa
Apakah aku merindukan sepenggal perjalanan yang penuh arti?
Dia masih datang, membuka pintu dan jendela  untukku
Membersihkan halaman dan menyiapkan secangkir kopi
Tapi hari ini berbeda
Ada selembar kertas disampingnya
"maukah kamu kujaga di sisa usia ini?"
Beranda, 24 Agustus 2020
Swarnahati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H