Penulis : Bening Prameswari Susilo
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Islam Riau.
Perkembangan intelektual pada anak adalah sebuah tahapan di mana anak ada pada situasi dan kondisi ia mengamati, mempelajari dan akhirnya menerapkan pengalaman yang mereka lihat dari waktu ke waktu. Dengan adanya rekam pengalaman, ingatan, keterampilan dan kemampuan berpikirnya, intelektual anak akan terus terasah, tumbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan usianya.
Perkembangan intelektual juga memiliki artian sebagai proses atau sebuah tahapan pertumbuhan yang dimiliki oleh seseorang kearah yang lebih baik lagi dalam upayanya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Pada masa anak-anak, terutama pada masa sekolah dasar, intelektual anak sedang dalam proses perkembangan yang pesat. Anak pada usia ini sering digadang-gadangkan dengan sebutan masa Golden Age atau masa usia keemasan. Oleh karena itu rasa keingintahuan nya begitu besar terhadap sesuatu pada usia ini.Â
Maka dalam hal ini, peran guru dan orang tua sangat penting untuk membantu, mengawasi serta membina tumbuhkembang intelektual yang ada pada anak. Harus ada kerja sama dan komunikasi yang baik antara orang tua dengan guru agar perkembangan anak tetap pada jalurnya.
Maka sebelum membentuk dan membina intelektual anak, ada baiknya untuk para pendidik (dalam hal ini guru dan orang tua) untuk mengerti tahapan-tahapan perkembangan intelektual pada anak. Ada beberapa tahapan menurut para ahli.
Seorang ahli psikologi membagi perkembangan intelektual anak menjadi empat tahapan. Pertama tahap sensori-motoris (0-2 tahun). Pada tahapan ini, apapun yang dilakukan anak adalah bentuk fisik dari proses pematangan motorik anak. Anak bisa menyentuh apapun, bereksplorasi dengan benda-benda baru, dan segala kegiatan yang bisa mematangkan sensori motoriknya.
Kedua, tahap praoperasional (2-7 tahun). Pada tahapan ini semua perbuatan yang dilakukan oleh anak tidak didukung sepenuhnya oleh pikiran. Melainkan berdasarkan perasaannya. Serta didukung dengan kondisi lingkungan yang ada disekitarnya. Sehingga penting bagi orang tua untuk menyediakan dan menciptakan lingkungan yang ramah bagi anak.
Ketiga tahap operasional konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini anak sudah mulai bereksplorasi atas rasa keingin tahuan nya terhadap segala hal yang ia lihat, raba, dan rasakan. Ia sering mengamati pada tahapan usia ini
Keempat, tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Tahapan ini anak sudah mampu untuk menjabarkan sendiri apa yang sudah ia lihat disekitarnya, meskipun terkadang penjabaran tersebut masih salah. Oleh karena itu peran pendidik diperlukan dalam hal ini untuk mengarahkan anak.
Selain mengenali tahapan-tahapan perkembangan intelektual pada anak, penting juga untuk para pendidik tau faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan intelektual tersebut. Ada banyak sekali faktor-faktor nya, seperti faktor hereditas dan faktor lingkungan.Â
Faktor hereditas sendiri sudah muncul pada diri anak sejak didalam kandungan ibunya. Sejak didalam kandungan, anak sudah mempunyai sifat yang menentukan intelektualnya. Namun tentunya ketika memang sudah ada sejak dalam kandungan, potensi intelektual anak tetap harus dibentuk dan dibina dengan baik dan didukung dengan lingkungan yang baik pula.
Selain faktor hereditas, terdapat juga faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan intelektual anak. Seperti lingkup keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkup keluarga merupakan lingkup utama dalam perkembangan intelektual anak, dikarenakan keluarga lah tempat anak untuk bisa terbuka dan leluasa atas segala hal. Serta keluarga lah akan paling mengerti apa yang dibutuhkan anak selama perkembangan intelektualnya berlangsung.
Untuk lingkup sekolah, menjadi lingkup yang memiliki faktor besar untuk perkembangan intelektual anak. Sebab disekolah anak banyak bereksplorasi dan belajar segala hal dengan dibantu oleh guru yang mengajarkan segala hal pada anak. Guru pun pasti yang paling mengerti akan bagaimana dalam pembentukan dan menumbuhkembangkan intelektual anak.
Sementara lingkup masyarakat merupakan lingkup penguat dalam usaha perkembangan intelektual anak. Dikarenakan anak memerlukan adanya interaksi sosial sebagai penunjang nya dalam bereksplorasi. Selain membentuk intelektual, anak juga harus dibentuk sikap sosial nya agar sesuai dengan agama, norma, nilai, budaya dan adat-istiadat yang ada.Â
Agar tidak terjadinya ketimpangan antara intelektual anak dengan interaksi sosialnya. Jika intelektual anak baik, tetapi sikap sosial nya minus, maka perkembangan anak belum dikatakan sempurna. Namun apabila intelektualnya baik dan sikap sosialnya baik, maka pendidikan yang diajarkan pada anak sudah bisa dikatakan sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H